TEKNIK PEMBENIHAN IKAN NILA NIRWANA

BAB I

PENDAHULUAN                               

 


1.1.LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki banyak sumber daya perikanan yang amat kaya akan potensial. Baik di perairan tawar maupun perairan laut. Potensi sumber daya preikanan yang banyak meliputi ke aneka ragaman jenis ikan dan lahan yang baik. Ikan nila salah satu ikan jenis air tawar yang banyak dibudidayakan di seluruh plosok tanah air dan menjadi ikan konsumsi ang cukup populer. Penyebabnya yaitu ikan nila merupakan salah satu komunitas perikanan di air tawar yang telah memperoleh perhatian yang cukup besar dari pemerintah, terutama berkaitan dengan usaha peningkatan gizi masyarakat di negara-negara yang berkembang (Ir. H. Rahmat Rukmana, 1997).

Kalimantan barat merupakan daerah yang mempunyai sungai yang panjang yang merupakan potensi yang sangat besar bagi sumber daya perikanan. Namun potensi ini juga memiliki tantangan yang sangat besar dalam pengelolaannya. Khususnya untuk memperoleh nilai ekonomi yang sangat optimal, dengan adanya perkembangan dalam ilmu dan teknologi dalam dunia perikanan yang bisa meningkatkan penghasilan masyarakat, agar meyarakat bisa mengetahui akan protein dan gizi kebutuhan masyarakat.

Ikan nila sangat di kenal sebagai salah satu komunitas budidaya perairan tawar karena nilai jualnya yang cukup baik dipasar. Budidaya ikan ini banyak di usahakan di beberapa daerah Indonesia. Kegiatan yang di lakukan mulai dari pembenihan sampai pembesaran ikan di budidayakan pada berbagai media budidaya seperti keramba, jaring apung maupun kolam. Menurut rukmana (1997). Ikan ini merupakan salah satu dari 15 jenis komunitas ikan yang di tunjukkan untuk menigkatkan produksi dan pendapat petan, serta pemenuhan sasaran peningkatan gizi masyarakat.

Di daerah Singkawang, permintaan akan benih ikan nila nirwana cukup tinggi. Masyarakat setempat sering sekali mencari benih ikan tersebut di Balai Benih Ikan (BBI) Bagak Sahwa, Singkawang. Namun pihak BBI tersebut terkadang kewalahan untuk merespon permintaan masyarakat untuk menyediakan benih ikan nila arwana sesuai denga pesanan. Di karenakan produktivitas dan ketersediaan akan benih tersebut terbilang kurang banyak. Oleh sebeb itu, penulis tertarik mengambil judul teknik pembenihan ikan nila nirwana (orvochromis niletiles) dengan pemijahan secara alami di BBI Bagak Sahwa, Singkawang. Untuk sedikit membantu pihak BBI dalam penyediaan benih ikan nila nirwana di BBI tersebut.

                                                                                                                  

1.2.BATASAN MASALAH

Pembatasan masalah dalam laporan ini adalah :

1)      Persiapan induk

2)      Persiapan kolam

3)      Seleksi induk

4)      Pemijahan

5)      Pemanenan larva

6)      Penyeleksian benih

7)      Pendederan

 

1.3.TUJUAN

Tujuan (PSG) yang akan dilaksanakan di BBI Bagak Sahwa, Singkawang, yaitu untuk mengetahui Teknik Pembenihan Ikan Nila Nirwana Secara Alami.

 

1.4.MANFAAT

Manfaat yang  secara langsung di dapat dalam kegiatan praktek kerja lapangan

1)      Bertambahnya ilmu wawasan serta pengalaman mengetahui teknik pembenihan ikan nila nirwana dengan terjun langsung kelapangan;

2)      Dapat mengetahui, mengalami dan mempelajari kendala-kendala dalam membenihkan ikan nila nirwana di lapangan serta cara penanggulangannya.

 

 

 

 

1.5.TEMPAT DAN WAKTU

Kegiatan praktek lapangan di lakukan selama ± bulan yang terhitung dari tanggal 22 desember 2014 sampai dengan 22 maret 2015. Kegiatan tersebut di laksanakan di BBI Bagak Sahwa, Singkawang.


 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

2.1.     Klasifikasi Ikan Nila Nirwana

Sistematika ikan nila nirwana tidak jauh berbeda dalam pengelompokan sistematikanya dengan jenis ikan lainnya, menurut (Ir. H. Rahmat Rukaman, 1997). Sistematika ikan nila di jelaskan sebagai berikut :

è Filum = Chordata

à sub-filum = vertebrata

à Kelas = Osteichthyes

à Ordu = percomorphi

            à sub ordu = percoidea

                        à famili = cichlidae

                              à genus = oreochromis

                                     à spesias = oreochromis nilotius

 

 

Ikan nila dimasukan ke dalam jenis tilapia nilarica atau ikan dari holongan tilapia. Ikan yang mengerami telurnya dan larva di dalam mulut induknya. Dalam pengembangannya, para pakar perikanan menggolongkan ikan ke dalam jenis sarothordonniloticus atau kelompok ikan tilapia yang mengerami telurnya didalam mulut jantan dan betinanya.

Para pakar perikanan kemudian memutuskan bahwa nama ilmiah yang tepat untuk ikan nila adalah oveochromis atau oreochromis sp. Nama mlotika menunjukkan tempat ini berala yakni dari sungai nil di benua afrika. Berdasarkan morfologinya kelompok ikan ini memang berbeda dengan kelompok talapia secara umum bentuk tubuh ikan nila panjang, tepinya berwarna putih. Gurat sisi (linea literalis) terputus di bagian tengah-tengah badan kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih kebawah dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik pada gurat sisi berjumlah 34 buah. Sirip punggung berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam (Ir. H. Rahmat Rukmana, 1997).

Nama “Nirwana” berasal dari singkatan nila ras wanajasa. Lokasi pemulaan genitik untuk memperbaiki performanya memang di wanayasa, salah satu kecamatan di kabupaten purwakarta, prpinsi jawa barat. Di balai pengembangan benih ikan (BPBI). Asala usul ikan nila nirwana ini berkaitan lansung dengan jenis ikan nila Gift dan ikan nila get, karena merupakan  hasil seleksi filai dan ikan nila Gift ( genetic imporovement of farm tilapia) dan nila Get (genetically enchantpd tilapia). (judantrani, khairuman, dan amir 2008).

2.2.     Morfologi Ikan Nila Nirwana

Bentuk tubuh ikan nila nirwana pada umumnya adalah panjang dan ramping, perbandingan antara panjang dan tinggi badan 3cm. Sisik ikan nila berukuran besar dan kasar, berbentuk etonoid dengan garis-garis (gurat-gurat) vertikal berwarna gelap pada siripnya. Warna tubuh ikan nila amat bervariasi tergantung pada strain atau jenisnya (Ir. H. Rahmat Rukmana, 1997).





(gambar ikan nila)

2.3.     Asal Usul Ikan Nila Nirwana

Nama “Nirwana” berasal dari singkatan nila ras winayasa lokasi pemuliaan genetik untuk memperbaiki performanya memang di wanayasa. Salah satu kecamatan di kabupaten purwakarta, propinsi jawa barat. Di balai pengembangan benih ikan (BPBI) asal usul ikan nila nirwana ini berkait langsung dengan jenis ikan nila Gift (genetic improvement of farm tilapia) dan nila Get (genetically enchanted talapia) (heru susanto, 2011).

Benih yang di hasilkan selanjutnya di seleksi secara ketat terkait performa ke sempurnaan tubuh dan pertumbuhannya saat ini dalam waktu tiga tahun telah di dapatkan dua generasi induk (F1 dan F2). Induk penjenisd dari ikan nila tersebut akan di capai pada generasi ke-3 atau F3. Selama proses berlangsung ikan tersebut di pelihara secara terkontrol. Cukup pakan dan kedapatan rendah agar karakteristik genetik juga dapat tereksploitasi dengan aik. Dan hasil monitoring yang berkelanjutan di lapangan, performa ikan tersebut dari generasi ke generasi ke generasi menunjukkan peningkatan yang signifikan (judantari, khairuman, dan amti, 2008)

 

 

2.4.     Daur Hidup dan Perkembang biakan

Secara alami, ikan nila bisa memijah sepanjang tahun di daerah tropis, frekuensi pemijahan yang terbanyak terjadi pada musim hujan. Di alamnya, ikan nila mijah 6-7 kali dalam setahun, berarti rata-rata setiap dua bulan sekali, ikan nila akan berkembang biak. Ikan ini mencapai stadium dewasa pada umur 4-5 bulan dengan bobot sekitar 250 gram.

 

2.5.     Makan dan Kebiasaan Makan

Nila tergolong ikan pemakan segalanya tau di sebut omnivora sehingga bisa mengkonsumsi makanan berupa hewan maupun tumbuhan, oleh karena itu ikan nila ini sangat mudah di budidayakan ketika masih benih, makanan yang di sukai ikan nila adalah zoo planton (pakan dari hewani). Seperti rotifera sp. Meina sp, daphnia sp. Selain itu memangsa alga atau lumut yan gmenempel pada benda-benda di habita hidupnya. Ikan nila juga memakan tanaman air yang tumbuh di kolam budidaya jika telah mencapai ukuran dewasa, ikan nila bisa di beri berbagai makanan tambahan, misalnya pelet.

 

2.6.     Habitat dan Penyebaran

Ikan nila memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupny asehingga bisa di pelihara didataran rendah yang ber air payau hingga di dataran tinggi yang berair tawar. habitat hidup ikan nila cukup beragam dari sungai, danau, rawa, waduk, sawah, kolam sehingga tambak.

Ikan nila dapat tumbuh secara normal pada kisaran suhu 14-30oC dan dapat memijah secara alami pada suhu 22 – 37oC. Untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan, suhu optimal bagi ikan nila adalah 25-30oC. Pertumbuhan ikan nila biasanya akan terganggu jika suhu habitatnya lebih rendah dari 14oC atau pada suhu tinggi 38oC. Ikan nila akan mengalami kematian pada suhu 6oC atau 42oC (usni arie, 2000)

Secara alami ikan ini melakukan migrasi dari habitas aslinya yakni di bagian hulu sungai nil yang melewati uganda ke arah selatan melewati danau Rafl dan Tangganyika. Selain itu ikan nila juga terdapat di afrika bagian tengah dan barat. Populasi terbanyak di temukan di dalam kolam-kolam ikan di Chad dan Nigeria dengan campur tangan manusia, saat ini ikan nila telah menyebar ke seluruh dunia dari benua afrika, amerika, eropa, asia sampai australia (Ir. H. Rahmat Rukmana, 1997)

 

2.7.1. Persiapan Kolam

Kolam yang digunakan untuk pendederan ikan nila nirwana di sesuaikan dengan ketersediaan lahan. Kolam yang di gunakan untuk pendederan bisa berupa klam tanah dengan pemtasng dari semen. Kolam tersebut harus dapat menampung air dengan baik agar tidak mudah bocor serta mudah di keringkan. Kondisi dasar kolam di usahakan miring ke arah pengeluaran air agar pada saat panen kolam dapat di keringkan total ( Ir. H. Rahmat Rukmana, 1997)

Beberapa hari sebelum penebaran benih ikan nila, lolam harus di persiapakn dahulu. Pematang dan pintu air kolam di perbaiki, kemudian dasar kolam di cangkul dan diratakan. Setelah itu, dasar kolam di taburi kapur sebanyak 100-150 kg/ha. Pengapuran berfungsi untuk menstabilkan ph kolam menjadi 7,0 – 8,0 dan juga dapat mencegah serangan penyakit. Selanjutnya, kolam di beri pupuk organik sebanyak 300-1000 kg/ha. Pupuk urea danTSP dan juga di berikan sebanyak 50 kg/ha. Setelah kolam pemijahan seiap dilakukan pengisian air secara bertahap setinggi 5-10 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari agar terjadi mineralisasi tanah dari kolam, kemudian di tambahkan air lagi sampai ketinggian 80 – 100 cm (usni arie, 2000)

 

2.7.2. Seleksi Induk

Setelah kolam di persiapkan, di lakukannya penyeleksian induk yang benar-benar matang gonad agar menghasilakn benih-benih yang baik. Seleksi nila nirwana selain bertujuan memilih induk yang layak untuk di pijahkan juga memisahkan induk yang kuat dan yang sakit. Walaupun sudah matang gonad harus di pisahkan induk yang terserang penyakit dapat berisiko seperti hasil benih yang tidak optimal atau telur-telur yang di hasilkan tidak sehat.

Untuk membedakan antara induk jantan dengan induk betina dapat dilihat dari ciri-ciri masing-masing jenis kelaminya yakni seperti tertera pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Ciri-ciri induk nila jantan dan betina

Ciri-ciri

Induk Jantan

Induk Betina

Bentuk tubuh

Lebih tinggi dan membulat

Lebih rendah dan memanjang

Warna tubuh

Lebih cerah

Lebih gelap

Jumlah lubang kelamin

Satu lubang untuk mengeluarkan sperma sekaligus air seni

Dua lubang untuk mengeluarkan telur, untuk mengeluarkan seni

Bentuk kelamin

Tonjulan agak meruncing

Tidak menonjol dan berbentuk bulat

 

Sumber : (Amir, dan Khairuman, 2007)

 

2.7.3. Pemijahan

Induk-induk ikan nila nirwana biasanya akan memijah setelah hari ketujuh sejak penebaran induk. Pemijahan terjadi di lubang-lubang (lakukan berbentuk bulat) berdiameter 30-50 cm di dasar kolam yang merupakan sarang pemijahan. Ketika pemijahan berlangsung, telur yang di keluarkan induk betina di buahi sperma induk jantan. Selanjutnya telur yang sudah dibuahi tersebut di erami induk betina di dalam mulutnya. Induk betina yang sedang mengerami telurnya biasanya tidak makan. Karena itu, seminggu induk di tebar, jumlah pakan tambahan yang di berikan di kurangi sekitar 25% dari jumlah semula (khairul dan khairuman, 2003)

Djaridjah (1995), menyatakan pemijahan nila nirwana secara alami adalah membiarkan induk nila tersebut berpijah dan mengerami telur serta merawat larvanya secara alami di dalam kolam pemijahan.

Nila nirwana matang kelamin yang di lepaskan dalam waktu sekitar satu minggu kemudian untuk mengetahui ahwa induk nila nirwana akan berpijah dapat di lihat banyaknya lubang-lubang (cekungan) sarang di dalam kolam. Telur hasil pemijahan akan menetas sekitar 2-4 hari setelah di erami induk betina di dalam rongga mulutnya. Larva yang baru menetas sampai umur 11 hari akan di asuh oleh induk betina, yaitu dengan cara memasukan ke dalam ronggamulutnya. Selama mengerami telurnya atau mengasuh larva, induk betina lebih suka berada di tepi kolam. Sesekali larva yang di asuhnya di lepas dan kemudian diisap lagi. Pelepasan larva di lakukan apabila lingkungan sekitar sudah di anggap aman.

 

2.7.4. Pemanenan Larva

Pemanenan dilakukan dengan cara mengeringkan kolam. Pengeringan kolam di lakukan secara bertahap, yang dimulai pada saat menjelang subuh. Pada pagi hari air kolam tersisa hanya pada bagian saluran tengah atau kemilir saja. Biasanya benih berkumpul di saluran tersebut. Agar benih tidak stres. Sebaknya air di alirkan masuk sedikit. Benih-benih di tangkap secara hati-hati dengan menggunakan ayakan atau seser. Selanjutnya di tampung di tempat khusus dalam happa atau waring yang di siapkan di selokan air yang mengalir atau di kolam, dan dibiarkan selama 30 menit sampai benih berenang normal.

Selanjutnya benih di hitung dengan cara ditukar dengan menggunakan literan. Kemudian di angkut atau di taburkan ke dalam kolam lain yang telah di siapkan. (judantari, khairuman, dan amri, 2008)

 

 

 

2.7.5. Penyeleksian Induk

Benih yang baru di panen dan di tampung dalam hapa di seleksi menurut ukurannya dan hitung jumlahnya, seleksi ini di lakukan dengan menggunakan ayakan yang terbuat dari aluminium dan berlubang kecil dengan diameter 2-3 mm. Dengan cara ini benih berukuran lebih besar.

Jumlah benih dapat dihitung dengan takaran. Satu takar sampai hasil serta pemijahan yang di gunakan 400 ekor induk (300 betina dan 100 jantan) dapat mencapai 4-15 takar. (usni arie, 2000)

 

2.7.6. Pendederan

Pendederan adalah kegiatan pemeliharaan sebelum pembesaran. Pendederan dapat dilakukan di kolam khsus untuk pendederan. Pendederan ikan nila di lakukan dalam dua tahap. Pendederan satu dan pendederan dua, pendederan satu adalah pemeliharaan benih yang berasal dari hasil kegiatan pemeliharaan pembenihan berukuran 1-3 cm dan di pelihara selama 2-3  minggu sehingga mencapai (ukuran 3-5 cm per ekor) menjadi ukuran 5-8 cm dengan lama pemeliharaan kurang lebih 3 minggu. Tujuan pendederan secara bertahap antara lain untuk memperoleh ikan berukuran seragam, baik panjang maupun berat. Serta untuk memberi kesempatan benih mendapatkan makanan sehingga pertumbuhannya akan sama. Padda penebaran nya yang di anjurkan untuk pendederan satu sebanyak 75 – 100 ekor/m2. Pendederan kedua langsung di lakukan pembesaran (judantari, khairuman, dan amri, 2008)


 

BAB III

METODOLOGI

 

3.1.       Waktu dan Tempat

Kegiatan prakerian / pendidikan sistem ganda di laksanakan kurang lebih dua minggu yang terhitung dari 22 Desember 2014 sampai tanggal 22 Maret 2015. Kegiatan tersebut di laksanakan di BBI Bagai Sahwa Singkawang.

 

3.2.       Metode Pengambilan Data

Di dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis. Maka suatu metode yang dilakukan atau digunakan sebagai sarana pengambilan data-data. Metode di maksud adalah sebegai berikut :

3.2.1. Sumber Data Primer

Pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan langsung dari sumber pengamatan. Instrumen yang akan di gunakan dalam penelitian ini diantaranya :

a.       observasi atau pengamatan

penulis melakukan pengamtan langsung keadaan yang sebenarnya serta mengukur pencatatan secara cermat dan sistematis data yang diperoleh merupakan data yang sebenarnya.

 

b.      Wawancara

Penulis mengumpulkan data dengan cara melakukan tanya jawab terhadap pihak-pihak yang memunyai hubungan langsung dengan masalah yang telah diteliti oleh penulis.

 

c.       Partisipasi

Partisipasi dan aktivitas adalah sebagai jenis kegiatan yang dilakukan siswa dalam prakerin / pendidikan sistem ganda, yang meliputi berbagai jinis kegiatan-kegiatan di lapangan.

 

 

3.2.2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperolah dari perusahaan dalam bentuk yang sudah jadi. Data sekunder merpuakan data dokumentasi dengan cara mengumpulkan data yang tertulis yaitu kegiatan memperoleh data dengan menganalisis dan mempelajari dokumen atau catatan yang ada yang terdapat pada di pengurus perpustakaan, melakukan penelitian dimana pengambilan adanya data penulis pengambilannya contoh dokumen-dokumen yang berkaitan masalah.

 

3.3.       Analisa Data

Analisis data adalah kegiatan tentang bagaimana data yang telah di kumpulkan itu di olah, di klasifikasikan, di bedakan dan kemudian di persiapkan untuk di paparkan. Adapun data-data yang di peroleh dari hasil pengumpulan data yang akan di siapkan untuk di paparkan adalah sebagai berikut :

a.       Fekunditas

Pada teknik pemijahan terdapat istilah fekunditas, yaitu, jumlah telur yang terlepas dari ovarium sebelum berlangsungnya pemijahan (Ir. H. Rahmat Rukmana, 1997) fekunditas dapat dihitung dengan beberapa cara, diantaranya yaitu :

1.      Metode volumetrik

Dilakukan dengan mengukur volume seluruh telur dengan cara pemindahan air. Selanjutnya telur di ambil sebagian kecil dan di ukur volumenya serta jumlah telur tersebut dihitung. Sedangkan fekunditasnya dapat di ukur dengan rumus



Keterangan :

F     =     Fekunditas

V    =     Volume telur seluruhnya

v     =     Volume sampel sebagian kecil

n     =     jumlah telur dalam sampel telur (v)

2.      Metode gravimetrik

Metode tersebut juga metode verat, cara melakukannya seperti metode volumetrik, hanya pengukuran volume di ganti dengan berat.



Keterangan :

F     =     Fekunditas

W   =     Berat seluruh telur

w    =     Volume sampel telur

n     =     jumlah telur sampel

 

b.      Fertilisasi Rate (FR)

Fartisilasi adalah jumlah telr yang di buahi oleh sperma, fertilisasi telur dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut :


 



c.       Hatching Rate (HR)

Daya tetas (HR) adalah persentase telur yang menetas setelah waktu tertentu, daya tetas dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut :



 

d.      Survival Rate (SR)

Derajat kelangsungan hidup larva (SR) adalah jumlah larva yang masih hidup setelah waktu tertentu, derajat kelangsungan hidup derajat dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut :


Keterangan :

SR  =     Tingkat kelangsungan hidup

Nt   =     Jumlah larva yang hidup pada akhir pemeliharaan

No  =     Jumlah telur pada awalnya pemeliharaan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

4.1.     Keadaan Umum Lokasi

4.1.1.   di BBI Bagak Sahwa beralamat di Jl. Raya Bengkayang. Kelurahan Bagak Sahwa, kecamatan Singkawang Timur. Jarak BBI Bagak Sahwa dengan pust kota Singkawang ialah 11 km. Penduduk desa Bagak Sahwa sebaian besar bermutu pencarian secabai petani dan mayoritas menganut agama kristen dan desa Bagak Sahwa termasuk daerah yang beriklim tropis.

Tekstur tanah di BBI Bagak Sahwa yaitu liat berpasir dan keadaan topografi datar dengan ketinggian lebih kurang 20 m di atas permukaan laut.

Adapun batas-batas di BBI Bagak Sahwa berbatasan dengan :

-          Sebelah timur berbatasan dengan Gunung Nek Arif

-          Sebelah barat berbatasan dengan Kebun warga

-          Sebelah utara berbatasan dengan Gunung Nek Rukon

-          Sebelah selatan berbatasan dengan pemukiman warga

 

sumber air di BBI Bagak Sahwa berasal dari air gunung Nek Rokan. Debit air pada musim penghujan lebih kurang 251/detik. Sedangkan pada musim kemarau deit air menurun hingga 50%. Untuk PH air di lokasi kisar antara 6,5 – 8. Warna air jernih terkecuali pada musim penghujan airnya agak keruh akibat pengikisan tanah. Suhu udara maksimum rata-rata pertahunnya sebesar 32oC dan suhu minimunnya 21oC.

 

4.1.2.   Sejarah Berdirinya BBI Bagak Sahwa

BBI Bagak Sahwa berdiri sejak tahun 1964 dan mulai berenovasi tahun 1970 di bawah pimpinan bapak Masri, Bapak Masri sendiri merupakan alumni dari SUPM (sekolah usaha perikanan mandiri), hingga saat ini BBI Bagak Sahwa telah lima kali berganti kepemimpinan dan saat ini BBI Bagak Sahwa dipimpin oleh Bapak Susanto Heru.

 

4.1.3.   Kondisi BBI Bagak Sahwa

BBI Bagak Sahwa memiliki lahan seluas 4,5 hektar. BBI Bagak Sahwa memiliki 35 kolam yang terdiri dari 18 kolam induk, 16 kolam pendederan, 1 kolam menampung air, hatchery, saung, mess, laboratorium, gudang pakan, ruang genset, kantor. BBI Bagak Sahwa memiliki komoditas ikan air tawar yang di budidayakan seperti ikan lele sangkurian, mas majalaya, nila merah, nila nirwana dan bawal.

 

4.1.4.   struktur organisasi BBI Bagak Sahwa

Balai benih ikan (BBI) Bagak Sahwa merupakan instansi pemerintah di bawah Dinas Perikanan dan Kelautan kota Singkawang. Struktur organisasi BBI Bagak Sahwa tahun 2014-2015 adalah sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI BALAI BENIH IKAN (BBI)

BAGAK SAHWA KOTA SINGKAWANG



Gambar 2. Struktur Organisasi BBI Bagak Sahwa

 

4.1.5.   Tugas dan fungsi BBI Bagak Sahwa

4.1.5.1.  Tugas BBI Bagak Sahwa

BBI Bagak Sahwa mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan penerapan teknis pembenihan dan pembudidayaan kan air tawar serta pelestarian sumber daya induk/benih ikan dan lingkungan berkesinambungan.

 

4.1.5.1.  Fungsi BBI Bagak Sahwa

a)      pengkajian, pengujian dan pemimbing penerapan standar pembenihan dan pembudidayaan ikan air tawar.

b)      pengkajian standar dan pelaksanaan sertiikasi sistem mutu dan sertifikasi personil pembenihan serta pembudidayaan ikan air tawar.

c)      pelaksanan pengujian teknis pembenihan dan pembudidayaan ikan air tawar.

d)     pengkajian standar pengawasan benih, pembudidayaan serta pengendalain hama dan penyakit ikan air tawar.

e)      pengkajian standar pengendalian lingkungan dan sumber daya ikan /benih ikan air tawar.

 

4.1.6.     Instalasi dan Fasilitas Fisik

1.      kantor

kantor merupakan sarana yang sangat menunjang dalam kegiatan pembenihan terutama dalam bidang administrasi. Kantor di BBI Bagak Sahwa memiliki luas bangunan 6x8 m dengan kondisi struktur bangunan yang masih cukup baik.

2.      Gudang

Gudang berfungsi untuk menyimpan perlengkapan seperti waring, happa, kakaban, aret, cangkul, pakan, pupuk dan alat-alat lainnya yang di gunakan untuk pembenihan.

3.      Hatchery

Hatchery merupakan kegiatan pembenihan berlangsung meulai darei pemberokan sampul pemeliharaan larva. Hatchery ini berisi 6 unit kolam dengan ukuran 4x2,5x1m dengan struktur bangunan yang masih baik.

4.      Mess

Mess merupakan tempat penginapan sementara yang digunakan untuk tamu-tamu dan pengunjung. BBI Bagak Sahwa memiliki mess dengan luas 15x8m dengan fasilitas kamar 3 dan 1 dapur. Kondisi bangunan masih baik.

5.      Laboratorium

Laboratorium adalah tempat uji orhanoleptik, rekayasa genetika dan uji laboratorium lainnya. Laboratorium ini di lengkapi dengan timbangan elektrik, mikroskop, hand taally counter, thermemeter dan DO meter. Laboratorium memiliki luas bangunan 8x6 dengan  kondisi bangunan yang masih baik.

6.      Kolam

Kolam adalah tempat pemeliharaan ikan yang baik itu pendederan. Pembesaran dan pemeliharaan induk . BBI Bagak Sahwa memiliki 35 kolam dengan kisaran luas yang bervariasi, keadaan kolam yang masih dalam kondisi baik.

7.      Ruang Genset

Ruang Genset untuk menimpan genset, ruang genset mempunyai luas 4x4 m dengan struktur bangunan yang masih baik.

8.      Jaringan Jalan

Jaringan Jalan untuk ruang gerak di lingkungan BBI Bagak Sahwa, keadaan jalan yang masih dalam kondisi yang baik.

 

4.1.7.     Sarana dan prasarana di BBI Bagak Sahwa.

Suatu usaha pembenihan yang sangat bergantung dengan sarana dan prasarana pendukung, tana sarana dan prasarana yang tidak mendukung maka kegiatan pembenihan tidak akan berjalan dengan lancar. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh BBI Bagak Sahwa Singkawang masih dalam kondisi yang baik.

4.1.8.     Kegiatan Budidaya

Kegiatan PSG di lapangan di laksanakan di BBI Bagak Sahwa kota Singkawang di lakukan degan proses pembenihan ikan nila nirwana secara alami daapt di lihat dengan gambar di bagah ini.

 



 

Gambar 3. Kegiatan Budidaya

 

4.2.     Hasil

4.2.1.   Persiapan Kolam

Menurut usni ari (2000), hasil benih sangat bergantung dari keadaan kolam sesuai dengan fungsinya. Oleh sebeb itu kita harus menyiapkan kolam dengan sebaik-baiknya perlakuakn persiapan di antaranya ialah perbaikan pematang dan pengelolaan dasar tanah.

Dalam kegiatan ini pemberihan ikan nila nirwana di BBI Bagak Sahwa secara alami persiapan wadah yang harus di lakukan secara maksimal dari reklamasi tanah yang meliputi pengeringan kolam tanah dan pembasmian pridator yang di dalam kolam, pembalikan tanah, perbaikan kemalir dan peneplokan. Pembalikan tanah yang bertujuan untuk mengangkat zat-zat/unsur-unsur hara yang dda  di dalam tanah dan membantu penyuburantanah wadah yang di pakai adalah kolam tanah. Ukuran kolam dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Data Kolam Pemelharaan Induk.

No.

Parameter Pengamatan

Keterangan

1.

Bentuk kolam

Persegi panjang

2.

Jenis kolam

Kolam tanah

3.

Panjang kolam

14,5 meter

4.

Lebar kolam

13,3 meter

5.

Tinggi air

60 cm

 

4.2.2.   Seleksi Induk

Sebelum dilakukan pemijahan perlu dilakukan seleksi induk untuk memilih induk yang benar-benar matang gonad dan siap pijah agar menghasilkan benih-benih yang baik. Penyeleksian induk nila nirwana di lakukan secara manual dengan tangan, melihat dari ciri-ciri fisik dan alat kelamin ikan tersebut. Pemilihan induk jantan dan betina dilakuan dengan cara teliti agar tidak mendapatkan induk yang belum matang gonad sehingga dapat menghasilkan benih yang berkualitas. Penyeleksian induk dapat di bedakan dari melihat perbandingan warna tubuh ikan nila nirwana. Warna tubuh lebih cearh ciri sebagai induk jantan, dan warna tubuh untuk betina ciri-cirinya agak lebih gelap. Selain itu, induk betina di cirikan dengna adanya tiga lubang urogenital è lubang yang pertama berfungsi sebagai anus, lubang yang kedua di seut ginital papilia. Sebagai lubang  pengeluaran telur, dan lubang yang ketiga yaitu berguna sebagai lubang pengeluarana air seni.

Sedangkan induk jantan di cirikan dengan adanya dua buah lubang uregenital. Lubang yang pertama berfungsi sebaai anus dan lubang kedua sebagai lubang pengeluaran sperma dan urine yang bentuknya agak menonjol dan meruncing. Perut induk jantan bila di striping ke arah anus akan mengeluarkan cairan bening sperti air adapun ciri-ciri induk yang telah matang gobad dapat di lihat di bawah ini.

Tabel 3. Ciri-ciri induk nila matang gonad

Jantan

Betina

Alat kelamin meruncing dengan warna putih tidak terlalu pucat perutnya tidak buncit

Alat kelamin memerah perutnya buncit

 

4.2.3.   Pemijahan

Pemijahan ikan ila nirwana ini yang di lakukan di BBI Bagak Sahwa dilakukan di lakukan dengan teknik pemijahan yaitu secara alami. Induk yang akan dipijahkan secara alami dapat diberi rangsangan pakan mupun memanipulasi lingkungan dengan pegeringan kolam bak, perairan air baru ke dalam kolam, dan emberian pupuk yaitu digunakan kotoran ayam. Pemijahan dilakukan di kolam tahan yang berukuran 13x14 m dan jumlan ikan sebanyak 120 ekor jantan dengan 1:3, yang terdiri dari 90 ekor betina dan 30 ekor jantan. Penebaraninduk yang akan dipijahkan pada kolam di lakukan pada sore hari.

Setelah penyesuaian diri, biasanyai induk jantan akan mulai mengenali sarang pemijahan berupa lubang pada dasar kolam yang lunak. Tidak lama setelah sarang siap tanpa membuang waktu lagi induk jantan segera memburu betina untuk dibawa ke atas sarang yang dibuatnya. Induk betina kemudian melepas telurnya selanjutnya, induk jantan dengan cepat membuahi dengan menyemprotkan spermanya.

Setelah memijah, induk betina mengisap telur yang di buahinya untuk di erami di dalam mulutnya. Oleh karena itu ikan ini mendapat julukan pengeram di dalam mulut, sementara induk betina mengerami dan merawat anak-anaknya, induk jantan meningalkan pasangannya lalu membuat sarang baru untuk mijah dan kawin lagi.

4.2.4.   Pemanenan Larva

Perawatan larva pada saat kritis sampai umur 10 hari di serahkan pada keahlian induk betina untuk merawat anaknya. Setelah 1 bulan pada saat pelepasan induk di dalam kolam pemijahan, akan terlihat anak ikan nila di permukaan air. Pada saat itu penangkapan benih sudah boleh di lakukan (Heru Susanto, 2011).

Pemanenan larva ikan nila nirwana yang dilakukan di BBI Bagak Sahwa pada pagi hari dan sore hari, saat benih larva vverkumpul di permukaan air yang dilepas oleh induk dari mulutnya. Penangkapan larva pada pagi hari dan pada sore hari agar larv aikan nila tidak stres pada saat di tampung di embre yang di siapkan. Penangkapan benih ikan nila nirwana ini dengan menggunakan serokan benih di tepi permukaan kolam.

4.2.5.   Penyeleksian Benih

Penyeleksian pada saat praktek pembenihan nila nirwana di BBI Bagak Sahwa diakukan dengan cara manual dan benih yang dipinahkan dari wadah benih. Benih baru dipindahkan dan di tampung ke dalam hapa dibiarkan atau tidak di beri perlakuan terlebih dahulu selama ± 24 jam setelah pemanenan, benih di sortir menggunakan ayakan yang terbuat dari aluminium dan berlubang kecil yang akan memisahkan benih dari uurannya.

4.2.6.   Pendederan

Pendederan yang dilakukan pada pembinihan ikan nila nirwana secara alami di BBI Baak Sahwa dilakukan pada pagi hari dan beradaptasi. Benih yang di seleksi di tebarkan dengan hati-hati, benih baru di perlakukan sekitar ± 24 jam di karenakan benih masih beradaptasi pada lingkungan barunya.

 

4.3.     Pembahasan

4.3.1.   Persiapan dan Pemeliharaan Induk

Langkah awal dalam pembenihan ikan nila nirwana adalah calon induk yang bermutu baik agar menghasilkan benih yang baik. Ke untungan calon induk yang baik yaitu dapat menghasilkan telur yang berdiameter besar tingkat produksi benih tinggi cepat tumbuh dan tahan terhadap penyakit dan hama ataupun lingkungan yang buruk.

Dalam pemeliharaan induk dan pembenihan ikan nila nirwana secara alami di lkaukan dengan memamcu pola makanan ikan, induk ikan nila nirwana  yang ada di BBI Bagak Sahwa yang di pelihara di kolam tanah merupakan perbanyakan calon induk jantan dan betina pada ikan ila nirwana galur murni (kelas induk pokok) yang berasal dari  Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) suka bumi. Untuk umur induk jantan dan betina yang di pijahkan yaitu 6-8 bulan.

Induk jantan dan betina di pelihara di wadah yang telah di siapkan dan induk jantan dan betina di pisahkan karena menghindari pemijahan secara masal sebelum dilakukan di wadah pemijahan. Pemeliharaan induk di pacu dengan pola makan dengan kandungan protein 30% serta dan pakan tamahan agar dapat merangsang kematangan godadnya pada waktu pagi hari sekitar jam 7 dan jam 5 sore.

Hal ini juga di benarkan oleh (Ir. H.Rahmat Rukmana) jenis pakan pokok untuk induk ikan adalah pakan alami dan tumbuhan. Untuk menghasilkan caln induk pakan buatan berupa pelet yang berkadar protein tinggi 30% dengan kandungan lemak 3%.

Hal yang harus di perhatikan dalam penyiapan induk dan calon induk ikan ila adalah sebagai berikut :

1.      Syarat-syarat induk atau calon induk yang baik

-          Merupakan galur murni

-          Berasal dari keturunan yang berbeda

-          Bukan kerabat dekat

-          Berumur 6-8 bulan

-          Tubuh normal dan sehat

2.      Ciri-ciri calon induk yang baik

-          Bentuk tubuh kekar

-          Ukuran sisik besar

-          Tata letak sisik beraturan

-          Warna tubuh cerah dan merata


 


Gambar 4. Persiapan dan pemeliharaan induk.

 

4.3.2.   Persiapan Kolam

Sebelum melakukan pemijahan induk nila nirwana secara alami maka kolam yang akan di gunakan harus di siapkan terlebih dahulu agar sisa-sisa kotoran ataupun adanya hama serta kompotitor yang berada d idalam kolam yang akan di pijahkan tidak berada lagi di dalam kolam ataupun kondisi kolam pada saat pemijahan kolam berada dalam keadaan bersih. Proses persiapan kolam ini meliputi :

-          Pembalikan tanah

-          Penetralisiran saluran outlet dan inlet

-          Perbaikan kemalir

-          Peneplokan

-          Serta pembalikan tanah dan pematangan

pembalikan tanah yang menggunakan alat cangkuldan serokan kayu seperti cangkul untuk pembalikan serta pembalikan tanah pada kolam pemijahan, penetralisiran saluran outlet dan inlet yang bertujuan untuk mempermudah pemasukan air untuk mengisi kolam dan pembuangan air dalam lumpur. Perbaikan kemalir untuk menetralkan saluran yang di buat dari ujung inlet menuju outlet yang berada dalam kolam. Peneplokan yang menggunakan cangkul yang menempelkan lumpur pada dinding-dinding kolam yang bertujuan memperbaiki keadaan dinding kolam serta menambal tepian kolam ketika berada dala mkeadaan bocor.

Wadah yang digunakan adalah kolam tanah yang berukuran 14x13 mm, dengan ketinggian air 60 cm. Setelah beberapa proses semua telah sesuai diberi pupuk kotoran ayam yang bertujuan untuk menghasilkan pakan alami dan memacu ikan untuk berpijah.



 

Gambar 5. Persiapan Kolam.

 

4.3.3.   Seleksi Induk

Pada praktek pembenihan ikan nila nirwana secara alami ini baiknya di lakukan peyeleksian induk jantan dan betina yang sudah benar-benar mata gonad karena pemijahan ini di lakukan secara alami. Penyeleksian induk yang bertujuan untuk mendapatkan hasil benih-benih yang baik pada pemanenannya nanti. Induk-induk yang telah dipilih agar segera di seleksi dari segi alat kelamin dan matang gonadnya. Seleksi induk yang di lakukan dengan secara manual yaitu menggunakna tangan dan melihat ciri-ciri ikan tersebut.

Induk yang akan dipijahkan harus mempunyai ketentuan dan syarat-syarat induk nila atau calon induk yang akan di pijahkan yaitu, meruapkan galur murni, berasal dari keturunan yang berbeda. Berumur 6-8 bulan, tubuh normal dan sehat adapun induk yang telah matang gonad seperti, pada jantan alat kelamin meruncing dengan warna putih bersih dan tidak terlalu pucat, perut tidak buncit, sedangkan pada betina yaitu alat kelaminnya merah dan perutnya buncit.

 

4.3.4.   Pemijahan Secara Alami

Poletakan induk ikan nila di lakukan pada sore hari, induk-induk ikan nila memijah dalam waktu 1 minggu setelah poletakan induk di dalam kolam. Pada saat pemijahan telur yang telah di keluarkan oleh induk betina akan di buahi oleh sperma jantan,dalam proses pemijahan, induk jantan membuat lubang-lubang berdiameter 30-5- cm pada dasar kolam. Selanjutnya telur-telur yang telah di buahi dierami di dalam mulut induk betina. Telur-telur tersebut telah menetas dalam waktu 3 hari. Larva yang baru menetas t ersebut masih berada dalam mulut induk betina. Pada saat tertentu induk betina mengeluarkan larva tersebut dari dala mulutnya. Pada proses pemijahan induk di beri pakan pelet, pada masa pemijahan induk nila jantan dan betina tidak terlalu agresif untuk makan di karenakan biasanya induk yang sedang dierami biasanya tidak makan atau puasa. Pada kolam pemijahan diberikan kotoran ayam yang bertujuan merangsang induk cepat memjah dan menimbulkan pakan alami selama ± 3-5 hari. Pemijahan ini mendapatkan fekunditas diri pengambilan sampel, telur induk betina dengan cara pembedahan pada induk betina untuk mengambil sampel, telurnya yang sebanyak 556 butir pengambilan sampel seberat 0,5 gr serta berat gonad yang ditimbang seberat 2,7 gr yang berjumlah 103 butir, maka jumlah fekunditas yang di dapat sebanyak 556 butir.

Hal ini di ungkapkan oleh Ir. H. Rahmat Rukaman ikan nila mulai berpijah setelah berat setiap induk betina menghaislkan telur adalah sekitar 300 – 1500 butir. Proses berpijah ikan nila berlangsung amat cepatj. Yakni sekitar 50-60 detik. Tiap proses berpijah menghasilan 20-40 butir telur yang dibuahi. Bak berpijah dengan pasangan yang sama maupun pasangan yang berbeda.

 

4.3.5.   Pemanenan Larva

Bila kolam sudah tampak larva pemanenan segera dapat dimulai pemanenan di lakukan pada pagi hari saat kandungan oksigen dalam air masih rendah. Keondisi ini meyebakan larva masih berada di permukaan air bila terlamba larva sudah  erada di tangah kolam sehingga penangkapan menjadi sulit (usni arie, 2000)

Pemanenan larva pada praktek pemijahan nila nirwana secara alami yaitu dengan melakukan dengan penyerokan pada pagi dan sore hari, pada saat itu induk betina melepaskan larva dari eraman mulutnya maka larva akan berada di permukaan air kolam larva di serok dengan penyerokan dan di tampung ke dalam hapa halus yang di pasang kolam tersebut. Air tersebut setelah itu biarkan benih dengan sendirinya keluar dari wadahnya (kantong bening) benih yang elah ditebar sebaiknya di biarkan terlebih dahulu dan akan di beri perlakuan sekitar kurang lebih 24 jam karena membiarkan benih-benih beradaptasi agar tidak mudah stres.

Setelah benih di tebar maka benih di beri perlakuan seperti pemberian pakan tambahan dan pengontrolan terhadap benih pemberian pakan bertujuan untuk memacu pertumbuhan benih agar tidak terlambat sedangkan pengontrolan mencangkuk dari benih dan keadaan wadah agar mengetahui keadaan benih dan wadah yang baik dan tidak baik.

 

4.3.6.   Pendederan

Pendederan yang dilakukan di lapangan pada pagi hari ini di karenakan suhu pada pagi hari masih stabil sehingga tidak membuat larva ikan terkejut dengan suhu yang tidak tiba-tiba berubah. Susu yang tidak begitu panas membuat larva tidak mengalami stres.

 

4.3.7.   Penyeleksian Benih

Benih yang sudah di pindahkan kedalam hapa sebaliknya diseleksi sesuai ukuran benih. Penyeleksian benih dilakukan dengan menggunakan ayakan yang teruat dari aliminium dan berlubang dengan berdiameter 2-3 mm atau dengan wadah (baskom) sortir. Dengan cara ini benih yang berukuran kecil akan terpisah dari benih yang berukuran besar alat-alat di gunakan saat penyelesaian benih adalah ayakan, hapa, kantong untuk menyimpan benih yang diisi air.

 


 

BAB V

PENUTUP

 

 

5.1. Kesimpulan dan Saran

5.1.1.   Kesimpulan

Kesimpulan yang diambil dari kegiatan PSG adalah sebagai berikut :

1.      Induk yang dipelihara pada kolam tanah  sebanyak 120 ekor yang terdiri dari 30 ekor jantan dan 90 ekor betina yang berumur 6-8 bulan. Induk jantan dan betina di beripakan dengan frekuensi sekenyang-kenyang nya sampai induk tidak lagi agresif untuk memakan. Pemberian pakan untuk memacu kematangan gonad dan kelamin ikan.

2.      Dalam proses pemijahan ikan nila nirwana perlu penyiapan kolam pemijahan yang teliti, dengan keadaan kolam yang baik dan terbebas dari hama, kompotitor bahkan zat-zat yang akan menimbulkan penyakit. Persiapan kolampemijahan meliputi dari reklamasi kolam, pembelutan kemalir, meneplokan, pembetulan saluran outlet, dan inlet serta pengisian air.

3.      Proses penyelesian induk yang dilihat dari ciri-ciri induk tersebut yang dilihat dari bentuk tubuh, warna dan keadaan alat kelamin yang menandahkan induk bagus dan telah siap untuk dipijahkan.

4.      Pemijahan ikan nila ini di lakukan dengan perbandingan 1:3, yaitu 1 ekor jantan dengan 3 ekor betina untuk menghindari perebutan induk betina saat berpijah. Dan menghasilkan fekuntitas dari data pembedahan sebanyak 556 butir. Hal yang dilakukan saat pemijahan di lapangan adalah pemberian pakan dan memperhatikan sirkulasi air.

5.      Pemanenan larva di lakukan pada pagi hari dan pada sore hari untuk melihat larva yang berada di permukaan air, karena pada saat itu larva di lepaskan dari eraman induk betina.

6.      Benih-benih di seleksi menurut uurannya dan dilihat keadaannya agar benih yang akan diambil adalah benih yang baik yang akan di dederkan dan benih yang baru di pindahkan sebaiknya di beri perlakuan setelah ± 24 jam.

7.      Pendederan sebaiknya di lakukan pada pagi hari sekitar jam 7 agar memudahkan ikan untuk beradaptasi dan tidak mudah untuk terserang penyakit.

 

5.1.2.   Saran

1.      Dalam melakukan kegiatan pembenihan agar mendapatkan hasil yang baik perlu memperhatikan tahap-tahap dari awal sampai akhir pembenihan.

2.      Perlu adanya pengontrolan terhadap kegiatan agar tidak ada kesalahan dalam melakukan prosedur pekerjaan.

3.      Perlu memperhatikan keadaan lingkungan disekitar tempat pemijahan agar proses kegiatan tidak terhambat.

 

 

 

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Rukmana R. 1997. Ikan Nila Budidaya dan Prospek Agribisnis. Yogyakarta Kanisius

Judantari S. Khairuman dan A. Khairul .2008 Prospek Bisnis dan Teknik Budidaya Nila Nirwana. Jakarta : Gramedia

Arie Usni. 2000, Pembenihan dan Pembesaran Nila Gift. Jakarta : Penebar Swadaya

Djarijah, SA. 1995. Nila Merah Pembenihan dan Pembesaran Secara Intensif. Jakarta : Kanisius

Susanto Heru, 2011. Budidaya Ikan di Pekarangan. Jakarta : Swadaya

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TEKNIK PEMBENIHAN IKAN NILA NIRWANA"

Posting Komentar