Pembibitan Ikan Mas

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.      LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki perairan tawar yang cukup luas dan berpotensi besar untuk usaha budidaya berbagai macam jenis ikan air tawar sehingga mampu memproduksi dan mengeksploitasi serta memenuhi kebutuhan akan sumber daya perairan guna meningkatkan kualitas pertumbuhan bagi masyarakat luas. Sumber daya alam semakin menipis. Ikan masih sangat di butuhkan akan tetapi ketersediaan tidak mencukupi untuk kebutuhan manusia di dunia ini, dengan keadaan seperti itu muncullah keinginan manusia untuk berusaha membudidayakan agar kebutuhan akan ikan dapat terpenuhi. (Direktorat Jendral Perikanan 1979)

Kalimantan Barat merupakan daerah yang mempunyai sungai yang sangat panjang yang merupakan potensi yang sangat besar bagi sumber daya perikanan. Namun potensi ini juga memiliki tantangan yang amat besar dalam pengelolaannya, khususnya untuk memperoleh nilai ekonomi yang sangat optimal, dengan adanya perkembangan dalam ilmu dan teknologi dalam dunia perikanan bisa mengingkatkan penghasilan masyarakat, dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein dan gizi.

Ikan mas (cyprinus carpio) dikenal sebagai salah satu komunitas budidaya perairan tawar karena nilai jualnya yang cukup baik di pasaran. Budidaya iakn mas banyak di usahakan di beberapa daerah. Kegiatan budidaya yang dilakukan mulai dari pembenihan sampai pembesaran. Ikan mas dapat dibudidayakan pada berbagai media budidaya seperti keramba jaring apung maupun kolam. Menurut rukmana (2006), ikan mas merupakan salah satu dari 15 jenis komoditas ikan yang di tujukan untuk pengingkatan produksi dan pendapatan petani, serta pemenuhan sasaran peningkatan gizi masyarakat.

Di daerah Singkawang, permintaan akan benih ikan mas cukup tinggi. Masyarakat setempat seringkali mencari benih ikan mas di balai benih ikan (BBI) bagak sahwa, singkawang. Namun pihak BBI tersebut terkadang kewalahan untuk merespon permintaan masyarakat untuk menyediakan benih ikan mas sesuai dengan pesanan. Hal ini dikarenakan produktifitas dan ketersediaan akan benih tersebut terbilang kurang banyak. Oleh sebab itu, penulis tertarik melakukan prakerin/pendidikan sistem ganda (psg) ini dengan mengambil judul “TEKNIK PEMBENIHAN IKAN MAS (cyprinus carpio) dengan pemijahan secara alami di BBI bagak sahwa, singkawang. Untuk sedikit membantu pihak BBI dalam penyediaan benih ikan mas di BBI tersebut.

 

2.      BATASAN MASALAH

Pembatasan masalah-masalah yang dibahas dalam laproan ini adalah tahapan-tahapan kegiatan pembenihan dengan pemijahan secara alami yaitu :

1)      Persiapan kolam

2)      Pemeliharaan induk

3)      Seleksi induk

4)      Pemijahan

5)      Inkubasi telur

6)      Perawatan larva

7)      Pendederan

 

3.      TUJUAN

Prakerin/pendidikan sistem ganda (psg) dilaksanakan di BBI bagak sahwa singkawang yang bertujuan untuk :

1)      Dapat menerpakan secara langsung teori yang diberikan dengan terjun langsung kelapangan;

2)      Dapat memahami dan menguasai teknik pembenihan ikan mas dengan pemijahan secara alami.

 

4.      MANFAAT

Adapun manfaat yang secara langsung didapat dalam kegiatan prakerin ini antara lain :

1)      Bertambahnya ilmu, wawasan serta pengalaman mengenai teknik pembenihan ikan mas dengan terjun langsung kelapangan;

2)      Dapat mengetahui, mengalami dan mempelajari kendala-kendala dalam pembenihan ikan mas di lapangan serta cara penanggulangannya.

 

5.      WAKTU DAN TEMPAT

Kegiatan prakerin/pendidikan sistem ganda (psg) dilaksanakan selama ± 3 bulan yang terhitung dari tanggal 22 Desember 2014 sampai tanggal 22 Maret 2015. Kegiatan tersebut dilaksanakan di BBI Bagai Sahwa, Singkawang.

 


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

1.      KLASIFIKASI

Menurut Santoso (2002) ikan mas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

è Filum = Ostariophysi

à Kelas = Cyprininae

à Ordu = Cyprininae

            à sub ordu = laptobarbus

                        à famili = laptobarbus hoevani

                                    à genus = cyprinus

                                                à spesias = cyprinus carpio

 

 

2.      MORFOLOGI

Menurut Nurantaka (2011) Morfologi ikan Mas yaitu badan berbentuk memanjang dan sedikit pipih (compresed) pada bagian mulut dihiasi oleh 2 pasang sungut (barbel). Sirip punggung berbentuk memanjang yang letak bagian permukaannya bersebrangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Di bagian belakang sirip perut berjari-jari keras, sedangkan dibagian akhir bergerigi, serperti juga sirip punggung. Ikan mas tergolong sisik besar bertype cycloid. Usus umumnya tidak begitu panjang jika dibandingkan dengan hwan pemakan tumbuhan. Ikan mas tidak mempunyai lambung dan juga tidak bergigi sehingga apabila mencerna makanan sebagai pengganti pengerusnya adalah dengan pharing pengerus.




Gambar 1. Ikan Mas

Sedangkan menurut Santoso (2002) saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau strain.

Perbedaan sifat dan ciri dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotif dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya.

Menurut Djarijah (2001) macam-macam ikan mas adalah sebagai berikut :

1)      Ikan mas punten

2)      Ikan mas sinyonya

3)      Ikan mas taiwan

4)      Ikan mas merah

5)      Ikan mas majalaya

6)      Ikan mas yamato

7)      Ikan mas lokal

8)      Ikan mas rajadanu

 

Dan penulis mengambil salah satu dari 8 jenis ikan mas yaitu :

Ikan mas majalaya (ikan mas hiram)

Dan ciri-cirinya sebagai berikut :

-          Berkembang pertama kali di daerah majalaya kabupaten bandung (jawa barat)

-          Ukuran badannya relatif pendek

-          Punggungnya lebih membungkuk dan lancip

-          Perbandingan antara panjang dan tinggi tubuhnya adalah 3,2:1

-          Relatif jinak

-          Biasa berenang di permukaan air

-          Sisiknya berwarna hijau keabuan dan bagian tepinya berwarna lebih gelap

-          Semakin kearah punggung warna sisik ikan ini semakin gelap

-          Pertumbuhannya relatif cepat

-          Tahan terhadap infeksi bakteri aeromonas hydropila

-          Fekunditas/jumlah telurnya tergolong tinggi yakni 84.000 – 110.000 butir / kg Induk.



Gambar 2. Ikan Mas Majalaya

 

Dari sekian banyak strain ikan mas. Di jawa ikan mas punten kurang berkembang karena diduga orang jawabarat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Sedangkan ikan mas majalaya  termasuk jenis unttul yang banyak dibudidayakan.

 

1.      HABITAT DAN PENYEBARAN DI ALAM

Menurut Nurantaka (2011), habitat atau tempat hidup ikan mas di alam bebas yaitu di pinggiran sungai, danau/perairan tawar. Lingkungan yang ideal untuk tempat hidup ikan mas adalah daerah dengan ketinggian 150-600 m dpl. Suhu air yang ideal untuk tempat  hidup ikan mas majalaya adalah terletak pada kisaran antara 250-300c.

Habitat hidup ikan mas majalaya juga dapat hidup di Muara Sungai air panyau. Serta makanan ikan mas yang hidup di alam bebas sangat bervariatif. Ikan mas menantap semua jenis bahan makanan baik yang berasal dari tumbuhan maupun hwan renik sehingga hwean ini digolongkan kedalam hewan pemakan segalanya (omnivora). Makanan utama ikan mas berupa tumbuhan kecil yang tumbuh di dalar dan daerah tepain perairan seperti sungai, danau dll. (Djajirah, 2001).

Ikan mas berasal dari daratan asia yang telah lama dibudidayakan sebagai ikan konsumsi oleh bangas cina sejak 400 tahun SM. Penyebaran merata di daratan asia dan eropa, sebagian amerika di \temui di jawa dan sumatra dalam bentuk keolam maupun keramba terapung yang berada di dan sungai besar.

Ikan mas majalaya pertama dikembangkan di daerah majalya, nandugn, merupakan hasil seleksi Bapak H. Ayub.

Ikan mas majalaya mulai dikenal luas oleh masyarakat pada tahun 197 melalui budidaya intensif kolam air deras dan saat ini tersebar dihampir seluruh wilayah Indonesia sebagai ikan konsumsi.

Di jawa barat budidaya ikan mas dilakukan secara modern dengan menggunakan sistem air deras untuk mempercepat pertumbuhannya.

2.      KUALITAS AIR

Air merupakan media hidup ikan dimana ikan tumbuh mencari makan dan berkembang biak. Untuk itu kualitas airnya harus terpelihara dengan teliti agar di peroleh hasil yang memuaskan.

Dalam menganalisa kualitas air, ada beberapa parameter yang harus diketahui yaitu fisika, kimia dan biologi air.

a)      Parameter fisika

1)      Suhu

Menurut Efendi (2003), suhu dapat dikatakan sebagai penentu kegiatan metabolisme di dalam tubuh ikan semakin tinggi suhu air di suatu perairan maka semakin tinggi tingkat metabolisme di dalam tubuh ikan setap kenaikan suhu 10c akan menaikan proses metabolisme sebanyak 3 kali.

Suhu yang ideal untuk pemeliharaan ikan mas adalah 260c – 300c. Perubahan suhu yang mendadak dapat menyebabkan ikan menjadi stres. Selain itu ikan akan menjadi stres jika dipindahkan dari suatu media ke media yang lainnya dengan perbedaan suhu sama/lebih dari 50c.

Dari keterangan di atas maka dapat diketahui untuk memindahkan ikan mas dari satu media ke media yang lainnya harus dilakukan proses aklimatisasi dengan cara menyamakan suhu kedua media tersebut. Halini penting dilakukan untuk mencegah ikan stres terlebih saat penebaran benih.

 

 

b)      Parameter kimia

1)      Oksigen terlarut

Oksigen (O2) merupakan zat terpenting dalam kehidupan organisme pada saat melakukan raspirasi, organisme memasukan oksigen dan mengeluarkan asam arang atau sering disebut karbondioksida (CO2).

Keberadaan oksigen ada di udara maupun terlaurt di dalam air.

Di dalam air, oksigen bersumber dari tanaman berwarna hijau seperti lumut dan ganggang. Dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis, tanaman memproduksi oksigen. Untuk itulah kolam yang banyak mengandung ganggang (algae) atau lumpur berwarna hijau mengandung oksigen terlarut cukup tinggi di siang hari.

Oksigen dapat larut kedalam air melalui proses difusi atau persinggungan dengan udara.

Beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya oksigen terlaurt adalah sebagai berikut :

è Pergerakan permukaan air, merupakan riak air maupun gelombang yang akan dipercepat difusi udara ke dalam air.

è Suhu berpengaruh pada kejenuhan (kapasitas air menyerap oksigen) semakin tinggi suhu pada perairan tersebt maka makin sedikit oksigen yang telarut didalamnya.

è Tekanan udara, faktor ini berkaitan dengan ketinggian suatu daerah dari permukaan laut semakin tinggi daerah tersebut maka semakin rendah tekanan udaranya dan kemampuan oksigen untuk larut didalam air juga semakin rendah.

è Salinitas atau kandungan kadar garam semakin tinggi salinitas suatu perairan maka semakin sedikit oksigen yang terlaurt di dalamnya. Hal ini dapat diketahui dari sekitnya tumbuhan yang hidup pada air yang memiliki salinitas yang tinggi sehingga oksigen akan berkurang akibat tidak terjadinya proses fotosintesis.

è Tanaman air, setiap tumbuhan pasti melakukan proses fotosintesis dengan menggunakan sinar matahari tanaman ini seperti ganggang juga melakukan hal yang sama dan hasil dari proses  tersebut adalah oksigen dan air. Juga tumbuhan air ini harus diperhitungkan agar tidak terjadi blooming.

Oksigen terlaurt sangat menentukan kehidupan ikan yang berada di dalam kolam. Jumlah minimal kebutuhan oksigen terlarut untuk setiap jenis ikan tidak sama. Biasanya ikan yang gesit seperti nila dan mas lebih banyak membutuhkan oksigen dibandingkan dengan ikan yang tenang seperti betutu.

Namun setidaknya kisaran minimal oksigen terlarut untuk pemeliharaan ikan adalah >5 mg/L. Jika kurang dari angka tersebut maka dapat dipastikan ikan akan mengalami gangguan dan bahkan mati. Kadar oksigen lebih dari 20 mg/L yang disebabkan kolam dipenuhi dengan ganggang juga tidak baik bagi ikan karena akan menimbulkan penyakit gas BUBLE.

Kadar optimal oksigen yang baik untuk pembesaran ikan mas adalah 7 ppm.

 

2)      Derajat Keasaman (PH)

Hubungan derajat keasaman (PH) dengan kehidupan ikan sangat erat. Titik kematian ikan biasanya terjadi pada PH 4 (asam) dan PH 11 (basa). Sementara reproduksi dan perkembang biakan ikan biasanya akan baik pada PH 6,5, walaupun masih tergantung pada jenis mas akan hidup dengan baik pada kisaran PH antara 6,5 – 8.

Keberadaan penyakit bisa ditimbulkan karena naik turunnya nilai PH. Biasanya bakteri akan tumbuh dengan subuh pada PH basa sementara jamur akan tumbuh dengan baik pada PH asa,. Nilai PH air pada siang berbeda dengan malam hari.

Pada pagi hari PH air akan turun, sedangkan dengan malam hari PH akan naik. Hal ini disebabkan oleh banyaknya gas karbon dioksida yang diproduksi pada malam hari. Banyaknya produksi gas karbondioksida dikarenakan tidak adanya proses foto sintesis yang dilakukan oleh tumbuhan air.

Kandungan karbondioksida di dalam air sangat mempengaruhi keasaman suatu perairan (efendi, 2003).

 

3)      Karbondioksida (CO2)

Karbondioksida (CO2) merupakan hasil buangan  dari semua organisme pada proses pernafasan. Dalam jumlah tertentu, gas ini dapat meracuni ikan.

Biasanya ikan yang memiliki naluri yang kuat akan menghindari daerah atau tempat yang memiliki karbondioksida yang tinggi.

Hal ini dapat diperhatikan dari tingkah laku ikan yang seolah-olah ingin keluar dari medianya. Atau sering mengejar air yang baru pada kolam. Hal ini dikarenakan karbondioksida yang tinggi dapat menurunkan nilai PH sehingga air menjadi asam kisaran CO2 yang ditoleransi ikan mas adalah >15 mg/L.

 

4)      Amonia dan Nitrit

Amonia merupakan gas buangan terlarut dari hasil metabolisme ikan oleh perombakan protein, baik dari kotoran ikan sendiri atau sisa pakan yang menumpuk di dasar perairan atau kolam, secara kimia, amonia terdiri dari 2 bentuk yaitu UIA (Unionized Amonia) atau NH3 dan IA (Ionnized Amonia) atau NH4t. Jika kada UIA didalam suatu perairan tinggi, maka ikan yang berada di dalamnya akan keracunan bahkan mati. Sedangkan IA tidak terlalu berbahanya karena daya racunnya tidak terlalu kuat. Kandungan amonia yang dapat  di toleran olehikan mas tidak lebih dari 2 ppm.

Nitrit (NO2) merupakan gas yang sangat beracun bagi ikan. Nitrit berasal dari hasil perombakan protein yang merupakan ikatan dari anomia. Pada air yang kotor yang disebabkan oleh padatnya jumlah ikan, kadar nitritnya tinggi. Kadar nitrit yang diperbolehkan untuk usaha budidaya ikan adalah <0,006 ppm.

Kandungan anomia dan nitrit dapat dikurangi atau dihilangkan dengan cara pergantian air, pemberian aerasi, penguapan maupun reaksi kimia dengan oksigen umumnya karena dibantu oleh bakteri nitrosiomonas SP, sehingga menjadi bentuk nitrat (NO3) yaitu tidak beracun (Effendi, 2003).

 

c)      Parameter Biologi

Warna suatu perairan umumnya disebabkan oleh bahan terlarut seperti asam humas. Plankton dan gambut. Dominasi bahan terlarut ini dapat dibedakan dari warnanya.

Perairan yang banyak mengandung lumpur biasanya berwarna coklat mengandung plankton berwarna hijau cerah. Mengandung bahan organik nabati dari pelapukan seperti gambut, biasanya berwarna merah seperti air teh dan mengandung limbah industri berwarna hitam (Efendi 2001).

Air yang tercemar lembah industri dapat menyebabkan kematian pada ikan. Sementara  air banyak mengandung lumpur dapat menghambat penetrasi di dalam air yang berakibat tidak  terjadinya  proses fotosintesis yang mengakibatkan kurangnya suplay oksigen di dalam air. Disamping itu air tersebut dapat menyebabkan tertutupnya telur oleh lumpur sehingga telur tersebut mati.

Warna perairan yang baik untuki pembesaran ikan adalah hijau cerah sejauh 40-60 cm yang disebabkan banyak mengandung plankton. Selain dapat dimanfaatkan sebagai makanan ikan, keberadaan plankton pun tidak mengganggu penetrasi sinar matahari kedalam air. Proses fofosinteisi dapat berjalan dengan baik dan oksigen didalam air tetap stabil.

 

3.      PEMBENIHAN

a)      Persiapan Kolam

Pembenihan ikan mas majalaya dapat dilakukan dalam kolam, baik di dalam maupun luar rumah, wadah yang digunakan untuk pemijahan sebaiknya berupa kolam tanah atau kolam tembok. Induk ikan mas lebih tertarik pada suasana bau ampo (tanah kering yang tersiram air) pada waktu akan terjadi pemijahan. Telur ikan mas akan menempel pada kakaban (sarang yang terubat dari ijuk atau sabut kelapa yang di jepit dengan bilah bambu) atau menempel pada enceng gondok yang sengaja dimasukan kedalam kolam.

Adapun wadah penetasan telur dapat menggunakan kolam tanah / tembok, kolam yang disekat / dipasang hapa atau menggunakan akuarium atau bak fiber.

 

b)      Pemeliharaan Induk

Induk merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha pembenihan ikan mas. Induk yang baik dan sehat tentu akan menghasilkan benih yang baik pula. Induk ikan mas yang akan dipijahkan dapat berasal dari alam atau induk-induk yang telah diperlihara sejak kecil. Induk-induk yang berasal dari alam tingkah lakunya masih liar dan kadang-kadang memiliki banyak luka akibat meronta-ronta saat penangkapan. Karena induk yang baik dipijahkan adalah induk yang dipelihara dikolam atau wadah lainnya. Seperti sangkar/jaring.

Kolam pemeliharaan induk berfungsi sebagai kolam khusus yang digunakan untuk pemeliharaan induk.

Kolam pemeliharaan induk biasanya disediakan sebanyak duah buah. Satu untuk induk jantan dan satu lagi untuk induk betina. Ukuran kolam tergantung dari kebutuhan maupun lahan yang tersedia. Sebagai ikanyang menyukai perairan dalam, maka kedalaman air didalam kolam induk diatur pada kedalaman 100 – 150 cm. Induk diberi pakan peelet dengan kandungan protein >30% dengan porsi 3-5 % dari bobot tubuh dan frekuensi pemberian 3 kali sehari.

 

c)      Seleksi Induk

Seleksi induk adalah bertujuan untuk memiliki induk yang baik dan sehat. Untuk memilih induk yang baik, induk tersebut harus ditangkap dulu dan diseleksi. Dalam pemilihan induk dilakukan dengan cara visual (secara langsung).

Langkah-langkah dalam pemilihan induk yaitu :

1)      Induk ikan mas ditangkap, kemudian diangkat dari dalam air

2)      Badan ikan dibalik sehingga badan posisi terlentang

3)      Perhatikan bagian perutnya, perut yang buncit dan terasa lembek, menandakan induk betina tersebut matang gonad

4)      Pada induk jantan perut ramping dan di striping mengeluarkan sperma.

 

d)     Pemijahan

Dalam proses pemijahan hal yang perlu diperhatikan ialah dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas. Air tidak terlalu keruh, kadar oksigen dalam air cukup, debit air cukup dan suhu berkisar 250c. Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air. Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter2.

Pemberian makanan dengan kandungan protein 25% untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan (cahyono, 2001)

Dalam proses pemijahan ikan mas, ikan dirancang dengan cara membuat lingkungan perairan menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah seara alami / dengan ransangan hormon. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemijahan ikan mas adalah mencuci dan mengeringkan wadah pemijahan (Bak/kolam). Mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 50-60 cm. Memasukan enceng gondok atau kakaban lalu masukan induk ikan mas jantan dan betina siap pijah. Induk ikan mas betina yang dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih dan luas kolam yang akan digunakan dalam pendedran mengangkat induk yang memijah dalam memindahkannya ke kolam pemeliharaan induk.

 

e)      Inkubasi Telur

Telur-telur ikan mas yangberhasil terkumpul dalam hapa selanjutnya hendak ditetaskan. Penetasan telru dilakukan menggunakan hapa yang baru jika dalam pemijahan digunakan sebuah hapa, maka penetasan telur hasil pemijahan diperlukan 2 sampai 4 buah hapa untuk menetaskan telur. Jumlah hapa yang disediakan untuk penetasan telur ditentukan oleh jumlah telur ikan mas yang hendak ditetaskan.

Hal ini harus ditempuh untuk menjamin kualitas lingkungan yang diperlukan dalam keadaan kondusif untuk menetaskan telur-telur ikan mas.

Perlu diperhatikan saat penetasan telur berjalan efektif, maka suplay air harus terjamin agar kandungan oksigen cukup banyak dan suhu air stabil.

Sekitar 48 jam kemudian telur-telur mulai menetas. Menetasnya telur-telur ini secara bertahap ada yang menetas sebelum 48 jam dan ada yang menetas lebih dari 48 jam, tergantung suhu.

 

f)       Perawatan Larva

Perawatan larva termasuk pekerjaan rumit. Sebab setelah  telur menetas dan kemudian emrio memasuki fase larva akan terjadi proses peralihan yang masih terbentuk sangat primitif yaitu untuk menjadi definitive dengan cara  metamorphosis. Fase larva ada dua macam yaitu pro larva dan post larva sehingga perawatannya harus dibedakan.

-          Perawatan pro-larva

Fase pro-larva ditandai dengan adanya kuning telur masih ada dalam kantongnya. Dalam halini larva tidak memerlukan makanan tambahan dariluar tubuh, sehingga dalam perawatannya diperlukan perhatian yang khusus terhadapkesehatan larva atau kualitas air kesehatan larva dapat dipantau dengan mendeteksi ada dan tidaknya hama ataupun penyakit sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan agar kualitas airnya baik. Maka perlu menjaga parameter-parameter kualitas air untuk selalu dalam keadaan optimal.

 

-          Perawatan post larva

Fase post larva ditandai dengan menghilangnya kantong kuning telur dan timbul lipatan sirip serta bintik pigmen. Pada fase ini larva sudah memerlukan pakan tambahan dari luar tubuhnya utnuk mempertahankan hidup dan pertumbuhannya agar mortalitas dapat ditekan seminimal mungkin, maka harus diketahui kapan larva memerlukan pakan, jenis pakan serta dosis pemberian yang tepat.

 

g)      Pendederan

Pendederan pertama setealh larva berumur ± 10 hari. Pendederan dilakukan untuk mengurangi julah padat tebar pada benih agar  larva tersebut dapat tumbuh dnegna optimal dan menjadi benih yang unggul. Pendederan dilakukan dengan cara menghitung larva yang akan di dederkan agar dapat menentukan dosis pakan yang diberikan.

Setelah mencapai hari ke 20-30, maka pendederan kedua dilakukan, atau bahkan menunggu sampai proses pendideran ke tiga, denganumur ikan kurang lebih 40 hari. Pembesaran dapat dilakukan pada bak terpal ataukolam pembesaran.

 


BAB III

METODOLOGI

 

1.      OBJEK PRAKTEK

 

Objek praktek ialah strategi atau cara dalam pengamatan objek serta pengumpulan data yang akan dicantumkan dalam penulisan laporan prakerin/pendidikan sistem ganda (psg).

 

A.    Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada kegiatan prakerin/pendidikan sistem ganda (psg) ini adalah metode partisipasi, observasi, dan wawancara

1)      Pengamatan /observasi dilapangan adalah berbagai kegiatan pengamatan yang dilakukan siswa dalam kegiatan prakerin / pendidikan sistem ganda (psg) yang meliputi berbagai jenis objek yang dapat diamati selama berada dilokasi praktek;

2)      Wawancara adalah kegiatan untuk memperoleh informasi dari narasumber dilapangan yang dinilai dengan memberikan informasi yang diperlukan dalam penyusunan laporan. Wawancara ini dilakukan dengan teknisi yang menangani dan berada langsung di lapangan;

3)      Partisipasi dan aktivitas adalah sebagai jenis kegiatan yang dilakukan siswa dalam prakerin/pendidikan sistem ganda (psg) yang meliputi berbagai jenis kegiatan-kegiatan dilapangan.

 

B.     Jenis Data

Adapun data yang akan diambil dan digunakan dalam penulisan laporan prakerin/pendidikan sisem ganda (psg) berupa data primer dan data sekunder.

1.      data primer

data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan di catat langsung untuk pertama kalinya.

Adapun data primer yang diperoleh dilapangan antara lain :

-          persiapan sarana dan prasarana

mencakup sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan pembenihan, serta hal-hal yang perlu dipersiapkan.

 

-          Pemeliharaan induk

Mencakup persiapan bagi induk yang akan digunakan.

 

-          Seleksi induk

Mencakup hal-hal yang perlu dieprhatikan diantaranya jumlah induk, asal induk, berat induk, kesehatan induk, dan tingkat kematangan gonad.

 

-          Pemijahan

Mencakup mengisi wadah pemijahan dengan air, memasukan induk ikan mas jantan dan betina.

 

-          Inkubasi telur

Mencakup hal-hal yang dilakukan selama penetasan telur sampai berubah menjadi larva.

 

-          Perawatan larva

Mencakup hal-hal dilakukan selama perawatan larva seperti manajemen kualitas air, pakan, pengendalian hama dan penyakit.

 

-          Pendederan

Mencakup hal yang dilakukan dalam kegiatan pendederan, teknik atau cara pendederan serta hal-hal yang perlu diperhatikan setelah pendederan dilakukan seperti pakan, kualitas air, pengendalian hama dan penyakit.

 

 

2.      data sekunder

data yang diperoleh dari literatur sebagai penunjang data primer. Data yang bisa diambil dari buku yang biasanya digunakna berupa tabel-tabel, gambar / kutipan pernyataan seorang penulis buku tersebut.

Adapun data sekunder yang diperoleh dilapngan yaitu :

a)      sejarah berdirinya BBI Bagak Sahwa, Singkawang

b)      Letak wilayah /geografis

c)      Struktur Organisasi

d)     Sarana dan Prasarana

 

 

2.      ANALISIS DATA

Analisis data adalah proses yang merinci usaha formal untuk menentukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada fema dan hipotesis.

a)      Fekunditas

Fekuenditas yaitu jumlah telur yang terlepas dari ovarium sebelum berlangsungnya pemijahan fekuenditas dapat dihitung dengan beberapa cara yaitu :

1)      Metode volumetrik

Dilakukan dengan mengukur volume seluruh telur dengan cara pemindahan air. Selanjutnya telur diambil sebagian kecil dan di ukur volumenya serta jumlah telur tersebut dihitung. Sedangkan fekunditasnya dapat diukur  dengan rumus :

 

F   = V  x   n

         v

keterangan =

F   =  Fekunditas

V  =  Volume telur seluruhnya

v   =  Volume sampel sebagian kecil

n   = jumlah telur dalam sampel telur (V)

2)      Metode Gravimetrik (metode berat)

Pengukuran volume diganti dengan berat

Rumusnya adalah =

F   = W x   n

         w

keterangan =

F   =  Fekunditas

W =  Berat seluruh telur

w  =  Berat sampel telur

n   = jumlah telur sampel

 

 

b)      Fertilasi Rate (ER)

Jumlah telur yang dibuahi oleh sperma dapat dihitung dengan rumus :

FR   =     Jumlah telur yang terbuahi     x     100%

               Jumlah telur keseluruhan

 

c)      Hatching Rate (HR)

Menurut Muhammad Zairin Jr (2002) daya tetas (HR) adalah persentase telur yang menetasi setelah waktu tertentu, daya tetas dapat dihidung dengan rumus sebagai berikut :

HR   =     Jumlah telur yang menetas     x     100%

               Jumlah telur yang terbuahi

 

d)     Survival Rate (SR)

Menurut Muhammad Zairin Jr (2002) derajat kelangsungan hidup larva (SR) adalah jumlah larva yagn masih hidup setelah waktu tertentu, derajat kelangsungan hidup dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

SR    =   Nt     x    100%

              No

Keterangan :

SR =   tingkat kelangsungan hidup

Nt =   jumalh larva yang hidup pada akhir pemeliharaan

No =   jumlah telur pada awal pemeliharaan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

1.      KEADAAN UMUM LOKASI

a.       Akses menuju lokasi

Balai benih ikan (BBI) Bagaik Sahwa berlokasi dijalan raya Bengkayang kelurahan Bagak Sahwa, kecamatan Singkawang Timur, kota singkawang provinsi kalimantan barat atau sekitar 13 km dari pusat kota singkawang dan 190 km dari kota pontianak. Akses jalan menuju balai benih ikan bagak sahwa dapat dilalui dengan kendaraan bermotor maupun mobil.

 

b.      Letak geografis

Balai benih ikan (BBI) bagak sahwa ini berlokasi atau alamat di jalan raya bengkayang, kelurahan bagak sahwa, kecamatan singkawang timur. Balai benih ikan (BBI) Bagak Sahwa ini memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

1)      Sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Bengkayang

2)      Sebelah barat berbatasan dengan desa Nyarunkop

3)      Sebelah utara berbatasan dengan perkampungan warga

4)      Sebelah selatan berbatasan dengan gunung Nekrokon

 

c.       Sejarah berdirinya BBI Bagak Sahwa Singkawang

Balai benih ikan (BBI) Bagak Sahwa telah berdiri sejak tahun 1964 dan mulai beroprasi pada tahun 1970 dibawah pimpinan bapak Masri.

Hingga saat ini BBI Bagai Sahwa Singkawang telah 6 kali berganti kepemimpinan dan hingga pada saat ini BBI Bagai Sahwa Singkawang dipimpin oleh Bapak Heru.

 

d.      Kondisi BBI Bagak Sahwa

Memiliki luas lahan 4,5 ha yang terdiri dari 18 kolam induk, 16 kolam pendeeran, hatchery, saung, mess/penginapan bagi pelajar ataumahasiswa pkl, rumah karyawan, kantor, gudang pakan, ruang genset, ruang packing, dan laboratorium.

BBI Bagak Sahwa Singkawang ini memiliki 7 jenis komoditas air tawar yang telah dibudidayakan diantaranya ikan jelawat, gurame, bawal, lele sangkuriang, mas majalaya, maskoi, nila merah, dan nila nirwana.

Tekstru tanah BBI Bagak Sahwa Singkawang adalah liat berpasir dan keadaan topografi datar agak miring dengan ketinggian kurang lebih 40M di atas permukaan laut. Serta memperoleh air sepanjang tahunnya yang bersumber dari resapan air yang berasal dari pegunungan dengan debit saluran251/detik, sedangkan pada musim kemarau debit air mengalami penurunan sampai 50%. PH air berkisar antara 6,5 – 7 dan warna air jernih kecuali pada musim hujan airnya agak keruh.

 

e.       Struktur Organisasi

BBI Bagak Sahwa Singkawang merupakan instansi pemerintah dibawah dinas kelautan dan perikanan kota Singkawang. Struktur organisai dan tugas pokok Balai Benih Ikan (BBI) Bagak Sahwa Singkawang tahun 2015 adalah sebagai berikut :





a.       Tugas dan Fungsi

BBI Bagak Sahwa ini memiliki tuga pokok yaitu melaksanakan penerapan teknik pembenihan dan pembudidayaan ikan air tawar serta pelestarian induk sumberdaya/benih ikan dan lingkungan dan berkesinambungan fungsi dari BBI Bagak adalah sebagai berikut :

1)      Penghasilan benih-benih unggul dalam rangka penebaran ikan diperairan dan kebutuhan masyarakat sekitar;

2)      Pelaksanaan pelayanan teknis pembenihan dan budidaya air tawar serta pelayanan kebutuhan informasi kegiatan teknis budidaya air tawar;

3)      Pelaksanaan tugas ikan di bidang pembenihan ikan yang diserahkan oleh kepala dinas.

 

b.      Instalasi dan Fasilitas Fisik

1)      Kantor

BBI Bagak sahwa memiliki 1 unit kantor dengan luas bangunan 6 m x 8 m dengan kondisi bangunan yang masih cukup baik dan berfungsi sebagai tempat administrasi.

2)      Gudang

Luas bangunan gudang 4m x 4m dan hanya terdiri dari 1 unit yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan obat-obatan, pupuk serta alat-alat yang digunakan dalam pengelolaan kolam.

3)      Hatchery

Merupakan tempat kegiatan pembenihan berlangsung mulai dari pemberokan sampai pemeliharaan larva. Hatchery memiliki 6 unit bak pemijahan dan dengan ukuran 4m x 3m x 70 cm serta dilengkapi instalasi aerasi. Sedangkan luas keseluruhan hatchery adalah 15m x 10m dengan kondisi bangunan yang memerlukan sedikit  ronovasi.

4)      Ruang Packing

Ruang packing digunakan untuk mengemas enih yang akan dikirim ke konsumen. Di dalam ruang packing juga dilengkapi dengan bak penampungan benih yang akan dikemas sekaligus menjadi bak pemberokan.

5)      Rumah Dinas

Rumah yang digunakan sebagai tempat tinggal bagi pegawai yang bertugas di BBI BagakSahwa. Rumah dinas yang dimiliki terdiri dari 2 unit dengan ukuran masing-masing 6m x 8m dengan kondisi dan struktur bangunan masih sangat baik.

6)      Asrama

Tempat penginapan sementara  yang digunakan untuk tamu-tamu dan pengunjung. BBI Bagak Sahwa Singkawang memiliki 1 buah asrama dengan luas bangunan 15m x 8m dan teridiri dari 3 kamar tidur dan 1 dapur dengan kondisi struktur masih sangat baik.

7)      Laboratorium

Tempat uji organopletik, rekayasa genetika dan uji laboratorium lainnya. Laboratorium dilengkapi dengan timbangan elektrik, mikroskop, had tally counter (pengukur jumlah benih ikan), thermometer dan DO meter, laboratorium memiliki luas bangunan 8m x 6m dengan kondisi masih sangat baik.

8)      Kolam

Tempat pemeliharaan ikan, baik itu pendederan, pembesaran, dan pemeliharaan calon induk. Kolam yang dimiliki terbuat dari beton dan tanah.

9)      Jaringan Jalan

Untuk mempermudah ruang gerak dan transportasi, maka dibuatlah beberapa jalan yang terdiri dari jalan masuk, jembatan dan tempat parkir.

10)  Ruang Genset

Sebuah ruangan yang digunakan untuk menyimpan genset. Ruang genset memiliki luas 4m x 4m dan hanya terdiri dari 1 bangunan.

11)  Ruang Mesin

Sebagai tempat penyimpanan mesin air atau pompa air yang akan digunakan untuk memompa air.

12)  Saung

Sebuah bangunan yang digunakan sebagai tempat pertemuan para karyawan atau para peserta pelatihan yang berkepentingan.

 

1.      HASIL

a.       Persiapan kolam

Kolam yang digunakan pada pembenihan ikan mas dengan pemijahan secara alami yang dilakukan di BBI Bagak Sahwa Singkawang adalah langsung menggunakan wadah pendederan.

1)      Kolam pendederan

Kolam pendederan yang digunakan adalah kolam tanah yang terdapat di belakang Mes BBI Bagak Sahwa spesifikasi kolam yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1. Berikut




Sebelum digunakan, kolam pendederan harus di persiapkan terlebih dahulu. Persiapan wadah pendederan perlu dilakukan beberapa hari sebelum pemijahan.

Hal tersebut dilakukan karena persiapan kolam cukup memekan waktu dan harus dilakukan beberapa proses.

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam persiapan kolam pendederan dapat dilihat pada tabel 2. berikut.


Jenis Kegiatan

Tujuan

Perlakuan

Pengeringan Kolam

Untuk mempermudah dalam reklamasi tanah dan membasmi predator serta kompetitor yang terdapat dalam kolam dan memutus rantai makanan bakteri

 

Membuka outlet atau saluran pengeluaran serta menyedot dan membuang air yang ada di kolam dengan bantuan mesin robin

 

Reklamasi Tanah :

-       Pembalikan Tanah

Untuk mengangkat zat-zat dari dalam tanah membantu menyuburkan tanah, membasmi hama predator maupun kompetitor yang masih bersembunyi dalam tanah / genangan air. Serta untuk membantu mengangkat dan menumbuhkan plankton alami dari dalam tanah yang bremanfaat sebagai pakan alami bagi ikan yang akan di dederkan

Dengan mencangkul serta mebalik tanah yang berada di bawah atau mengangkat tanah tersebut menjadi kepermukaan

-       Perbaikan Kemalir

Untuk mempermudah pada saat pengeringan kolam, mempermudah pada saat pemanenan karean kemalir tersebut berguna sebagai tempat berkumpul bagi ikan yang di panen

Dengan membuat parit yang membelah kolam menjadi uda bagian dari inlet menuju outlet, serta pada bagian outlet dibuat agak rendah dari dataran pada inlet

-       Peneplokan

Menambal/menanggulangi kebocoran pada kolam

Dengan mengambil tanah yang ada pada kolam tersebut dan menambahkan pada bagian yang bocor

-       Pembasmian hama dan penyakit

Membasmi predator maupun kompetitor serta hewan-hewan renk yang masih terdapat dalam kolam

Yaitu menggunakan tuba (potasium) dengan dosis 17 gram / petakan kolam pengaplikasiannya yaitu dengan melarutkan tuba kedalam kolam, reaksi yang terjadi akibat racun tersebut adalah organisme hidup yang terapat dalamkolam menjadi menggelapar dan selama ± 10 menit akan mati.

-       Pembilasan

Untuk membersihkan sisa-sisa racun yang masih tertinggal dalam kolam

Mengisi air setinggi 1m atau hingga kolam penuh. Kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang atau hingga sisa-sisa racun tersebut tidak lagi tertinggal dalam kolam.

Setelah kolam akan digunakan amka kolam terseut diisi air bersih setinggi 60 cm dan dipasang waring pemijahan. Adapun spesifikasi waring pemijahan yang digunakna dapat dilihat pada tabel 3. berikut

 

Tabel 3. Spesifikasi Waring yang digunakan.

 

No.

Spesifikasi

Ukuran

1

Lebar

200 cm

2

Tinggi

100 cm

3

Panjang

400 cm

 

 

a.       Pemeliharaan Induk

Adapun yang dilakukan pada proses pemeliharaan induk yang dilaksanakan di BBI Bagak Sahwa, Singkawang dapat dilihat dari tabel 4 berikut.

Tabel 4. Perlakuan pada pemeliharaan induk

 

No.

Calon Induk

Perlakuan

Tujuan

1

Jantan dan Betina

-       Pemberian pakan digunakan frekuensi 2 kali dalam sehari

-       Pemberian pakan tambahan berupa keong

-       Sebagai asupan energi dan perkembangan ikan

-       Untuk mempercepat kematangan gonad pada calon induk

 

b.      Seleksi induk

Dalam kegiatan seleksi induk yang dilaksanakan di BBI Bagai Sahwa, Singkawang didapat intuk ikan mas majalaya dengan ciri-ciri yang dapat dilihat pada tabel 5. berikut :

Tabel 5. Data Calon Induk yang akan digunakan

No.

Uraian

Induk Jantan

Induk Betina

1

Jumlah awal

10 ekor

4 ekor

2

Jumlah yang akan digunakan

8 ekor

3 ekor

3

Bobot total

14,8 kg

7,4 kg

4

Kesehatan induk

Bentuk tubuh tidak cacat, sisik tersusun rapi dan teratru, gurat sisi terlihat jelas di sepanjang badang sampai pangkal ekor, tidak terdapat luka, jamur /parasit diseluruh tubuh ikan

Gurat sisi terlihat jelas disampingbadan dari badan sampai pangkal ekor. Tidak terdapat luka jamur / parasit di seluruh tubuh ikan

5

Morfologi

-     Sirip

 

-     Bentuk tubuh

 

 

 

-     Alat kelamin

 

Sirip data terasa kasar

 

Bentuk tubuh ramping

 

 

 

 

Meruncing dan kemerahan

 

Sirip dada terasa halus

 

Bentuk tubuh melebar kesamping, perut membuncit dan terasa lembek apabila diraba

 

Membulat dan merah merekah

6

Tingkah laku

Gerakan agresif

Gerakan cenderung lamban

 

c.       Pemijahan

Pemijahan yang dilakukan pada saat kegiatan prakerin/pendidikan sistem ganda (psg) yang dilakukan di BBI Bagak Sahwa, Singkawang yaitu dengan pemijahan secara alami.

Oleh sebab itu tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

Induk yang telah diseleksi tadi dimasukan dalam waring pemijahan di kolam pendederan namuin sebelum induk dimasukan, waring / bak perijahan terlebih dahulu diberi enceng gondok yang digunakan sebagai tempat menempelkan telur perlakuan pada saat pemijahan ini dapat dilihat pada tabel 6.berikut.

Tabel 6. Perlakuan pada saat pemijahan ikan mas majalaya.

No.

Perlakuan

Tujuan

1.

Memasukan induk dalam bak pemijahan

Agar ikan memijah dengan sendirinya

2.

Pegambilan induk

Agar telur yang telah keluar tidak dimakan oleh induk jantan

3.

Pelepasan induk betina kekolam pendederan

Agar sang indk memakan hama yang ada serta menggali tanah untuk menghasilkan pakan alami

 

Adapun fekunditas yang dihasilkan pada pemijahan tersebut dapat dilihat pada tabel 7 berikut.

Tabel 7. Fekunditas.

No

Berat telur keseluruhan

Berat telur sampel

Jumlah telur sampel

Fekuenditas

 

1.

 

600 gram

 

3 gram

 

620 butir

 

600 x 620 = 124.000 butir

3

 

d.      Inkubasi Telur

Adapun perlakuan yang dilakukan selama penetasan telur dapat dilihat pada tabel 8 berikut.

 

 

Tabel 8. Perlakuan selama inkubasi telur

No.

Perlakuan

Tujuan

 

1.

 

Pengontrolan

 

Agar telur yang terbuahi atau tidak terbuahi dapat diamati

 

 

Adapun fertilisasi rate (FR) pada pemijahan ikan mas majalaya dengan pemijahan secara alami yang dilakukan di BBI Bagak Sahwa dapat dilihat pada tabel 9. Berikut.

Tabel 9. Fertilisasi Rate (FR)

Sampel Enceng Gondok

Jumlah Sampel

Terbuahi

Tidak Terbuahi

1

2

3

4

5

522 butir

497 butir

523 butir

535 butir

489 butir

508 butir

490 butir

510 butir

509 butir

479 butir

14 butir

7 butir

13 butir

26 butir

10 butir

 

∑ Telur terbuahi = 226 x 499 = 112.77 butir

∑ Telur tidak terbuahi = 226 x 14 = 3.164 butir

FR =   112.774 x 100% = 90.94%

           124.000

Adapun Haching Rate (HR) pada pemijahan tersebut dapat dilihat pada tabel 10 berikut.

Tabel 10. Hatching Rate (HR)

Sampel

V.air

V. Sampel

Jumlah Larva

HR

1

2

3

4

5

4.800 L

4.800 L

4.800 L

4.800 L

4.800 L

500 ml

500 ml

500 ml

500 ml

500 ml

10

9

13

9

14

∑ larva menetas

= 11 x 4.800.000

    500 ml

=  105.600

 

Rata-rata

4.800 L

500 ml

11

HR =   105600 x 100%

            112774

       =   93,63%

 

e.       Perawatan Larva

Perlakuan selama perawatan larva

Tabel 11. Perlakuan selama perawatan larva

No.

Perlakuan

Tujuan

1

Sebelum 3 hari tidak diberi pakan

Karena masih terdapat kuning telur dalam kantong telur yang dapat di jadikan pakan

2

Setelah 3 hari diberi pakan

Karena kuning telur sudah habis

3

Pakan yang diberikan berupa kuning telur dengan dosis 1 butir / hari yang dilarutkan ke dalam 1000 ml air bersih dan diberikan pada larva 2x sehari yaitu pagi dan sore

Mempertahankan kelangsungan hidup dan memenuhi kebutuhan nutrisi pada larva

 

Ssurvial rate (SR) perlu di hidutn sebelum dilakukan pendederan untuk mengetahui tingkat kelangsungan hidup. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tebel 12 berikut.

 

Tabel 12. Survival rate

Sampel

V.air

V. Sampel

Jumlah Larva

SR

1

2

3

4

5

4.800 L

4.800 L

4.800 L

4.800 L

4.800 L

500 ml

500 ml

500 ml

500 ml

500 ml

8

13

11

9

11

∑ larva menetas

= 10 x 4.800.000

    500 ml

=  96.000

SR =   96.000x100%

            105.600

    =     90.90%

 

Rata-rata

4.800 L

500 ml

10

 

f.       Pendederan

Hal yang dilakukan saat pendederan dapat dilihat pada tabel 13. berikut.

Tabel 13. Perlakuan selama pendidikan

No.

Perlakuan

Tujuan

1

Melakukan pengecekan penyebaran larva dikolam pendederan

Karena pemijahan langsung dilakukan yang hanya menggunakan waring di dalamnya.

Jadi larva dapat langsung menyebar dengan sendirinya dikolam tanpa harus diterbarkan

2

Pada hari pertama tidak diberi pakan

Karena didalam kolam tersebut masih banyak terdapat plankton yang dijadikan pakan alami.

 

1.      Pembahasan

a.       Persiapan kolam

Kolam yang digunakan pada pembenihan ikan mas dengan pemijahan secara alami yang dilakukan di BBI Bagak Sahwa Singkawang  adalah kolam pendederan dan waring pemijahan.

1)      Kolam

Persiapan wadah pendederan perlu dilakukan beberapa hari sebelum pemijahan. Hal tersebut dilakukan karena persiapan kolam cukup memakan waktu karena harus dilakukan bebearpa proses diantaranya pengeringan kolam, serta reklamasi tanah.

Pengeringan kolam dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah dalam reklamasi tanah dan membasmi predator serta competitor yagn terdapat dalam kolam.

Pengerignan kolam dilakukan dengan cara membuka outlet atau saluran pengeluaran sreta dengan bantuan masin robin.

Kemudian dilakukan reklamasi tanah yang meliputi permbalikan tanah, perbaikan kemalir dan perceplokan.

Pembalikan tanah dari dalam tanah dan membantu menyuburkan tanah. Selainitu untuk membasmi hama predatro maupun competitor yang masih bersembunyi dalam tanah atau gengangan air. Serta untuk membantu mengangkat dan menumbuhkan plankton dari dalam tanah yang bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan yang akan menjadi tempat berkumpul bagi ikan yang akan dipanen.

Selanjutnya yang dilakukan adalah penceplokan yang bertujuan untuk menambal atau menanggulangi kebocoran pada dinding kolam.

Setelah serangkaian kegiatan tersebut dilakukan, kemudian pembasmian hama dan penyakit. Permbasmian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan racun tuba untuk membasmi predator maupun kompetitor serta hewan-hewan renik yang masih terdapat dalam kolam.

Dosis tuba yang digunakan yaitu 58 gr / 600m2.

Cara penalikasiannya yaitu dengan melarutkan 68 gr tuba tersebut kje dalam air bersih sebanyak 40 liter dan ditebar atau disemprotkan ke dalam kolam. Reaksi yang terjadi akibat racun tersebut adalah organisme hidup yang terdapat dalamkolam menjadi menggeleperkan dan selama ± 10 menit akan mati.

Setelah kolam dianggap terbebas dari hewan-hewan renik yang akan menjadi predator maupun kompetitor, maka di lakukan pembiaiasan dengan tujuan untuk membersihkan sisa-sisa racun yang masih tertinggal dalam kolam. Yaitu dengan cara mengisi air setinggi 1m atau sehingga kolam penuh. Kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang atau sehingga  sisa racun tersebut tidak lagi tertinggal dalam kolam.

Penggunaan kolam tanah dibenarkan oleh cahyono (2001) menurut beliau induk ikan mas lebih tertarik pada suasana bau ampu (tanah kering yang tersiram air) pada waktu akan terjadi pemijahan.

 

1)      Persiapan Waring Pemijahan

Sebelum melakukan pemijahan, waring yang akan digunakan haruslah dilestarikan terlebih dahulu, untuk membuang sisa-sisa dari lumut bekas permukaan waring sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan cara menggosok waring dengan sikat hingga sisa-sisa yang terdapat pada waring terlepas. lalu dibilas dengan air hingga waring bersih dan sisa-sisa lumut itu sendiri, setelah waring itu bersih lalu waring di jemur. Hal ini dilakukan bertujuan agar pada saat ikan melakukan pemijahan, ikan lebih mudah mendapatkan pasokan oksigen di dalam waring tersebut. Pasokan oksigen yang ikan dapat akan berkurang karena tersangkut oleh sisa-sisa lumut yang ada.

 

a.       Pemeliharaan induk

Induk merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha pembenihan ikan mas. Induk yang baik dan behut tentu akan menghasilkan benih yang baik pula. Proses pemeliharaan induk dilakukan di dalam kolam induk kolam pemeliharaan idnuk biasanya disediakan sebanyak 2 buah, satu untuk induk jantan dan satu lagi untuk betina.

Hal yang dilakukan pada saat pemeliharaan adalah dengan pemberian pakan secara teratur,untuk mendapat induk ikan mas yang baik, selama pemerlharaan induk diberi pakan berupa pellet dengan kandungan protein >30% dengan porsi 3-5% dari bobot tubuh dan frekuensi pemberian 3 kali sehari.

Hal ini dipertegas oleh khairuman (2002), pemerliharaan induk dilkaukan untuk mendapatkan induk yang baik. Jika induknya baik, maka benih yang dihasilkan juga akan baik.

 

 

b.      Seleksi induk

Sebelum dilaksanakan proses pemijahan, maka perlu diadakan seleksi induk. Penyeleksian induk ini dilakukan untuk memilih induk berkualitas sehingga dapat menghasilkan keturunan yang juga berkualitas. Seleksi ini dilakukan terhadap stok yang sudah ada atau telah di kelola didalam waring.

Seleksi induk ikan mas yang dilakukan di BBI Bagak Sahwa Singkawang dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 07:00 seleksi induk adalah bertujuan untuk memiliki induk yang baik dan sehat.

 

c.       Pemijahan

Pemijahan dilakukan dengan secara alami ini sangatlah mudah dilakukan.

Setelah induk yang telah siap itu dalam satu waring. Hal ini bertujuan agar induk yang telah siap pijah itu memijah dengan sendirinya. Setelah ikan dimasukkan dalam waring tersebut, lalu kita hanya perlu mengontrol perkembangan ikan saja. Apakah sudah bertelur atau belum. Namun biasanya ikan yang sudah dimasukkan dalam satu wadah itu biasanya langsung berpijah.

Jadi keesokan harinya kita sudah bisa mengambil atau memindahkan induk jantan ke kolam lain, agar sang induk jantan tidak memakan telur yang telah ada. Karena kebiasaan induk jantan ikan mas adalah memakan telurny asendiri, kita memindahkan induk itu untuk menghindari hal tersebut. Dan untuk induk betina, dibiarkan lepas di kolam pendederan. Hal ini bertujuan agar si induk betina bisa emakan hama-hama yang telah tumbuh dikolam pendederan itu sendiri. Selain itu, induk betina juga mempunyai kebiasaan menggali-gali tanah. Hal ini bisa bermanfaat untuk membantu menumbuhkan pakan alami bagi larvanyananti.

Hal ini dibenarkan oleh Cahyono (2001) memauskkan induk ikan mas jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk ikan mas betina yang dipijah Jumlah induk ikan mas betina yang dipijahkan Tergantung pada kebutuhan benih dan luas kolam yang akan digunakna dalam pendederan.

 

d.      Inkubasi Telur

Setelah dilakukan pengambilan induk, hal-hal yang perlu dilakukan adalah pengontrolan pada waring tersebut. Pengontrolan yang dilakukan antara lain dengan memperhatikan parameter air agar dapat tetap stabil. Telur yang melekat pada eceng gondok biasanya akan menetas selama ± 48 jam. Hal ini juga tergantung pada suhu dan cuaca. Karena jika suhu pada air relatif rendah dan sering terjadinya hujan. Proses penetasan telur akan terhambat. Itulah kenapa kita sangat tergantung pada suhu air.

Dipertegaskan oleh narantaka (2011) yaitu saat penetasan telur berjalan efektif, maka supaya air harus di jamin agar kandungan oksigen cukup banyak dan suhu air stabil. Sekitaran 48 jam kemudian telur-telur mulai menetas.

 

e.       Perawatan Larva

Telur yang sudah menjadi larva, belum boleh diberi pakan karena pakan masih terdapat kuningan telur di dalam tubuh larva yang dijadikan sebagai makanan cadangan. Hal tersebut dilakukan selama ± 3 hari atau kuningan telur yang terdapat pada tubuh larva tersebut habis.

Setelah kuning telur pada larva tersebut  habis, maka larva tersebut harus di beri pakan dari luar. Namun larva tersebut tidak langsung diberi pakan. Hal tersebut  karena masih terdapat plankton dalam kolam yang dapat dijadikan pakan akami bagi larva. Hal tersebut dilakukan selama ± 1 hari, larva dibaeri pakan tambahan berupa pellet PS-P dengan dosisi 500 gr dan dilarutkan 2kali sehari yaitu pada pgai dan sore hari.

Menurut Rumini (2012) perawatan larva termasuk pekerjaan rumit sebab setelah telur menetas dan kemudian embriu memasuki fase larva. Untuk itu kita harus memberi perawatan ekstar pada si larva.

 

f.       Pendederan

Pemijahan dilakukan langsung dikolam pendederan, jadi kita tidak perlu lagi melakukan pendederan. Hal ini dikarenakan terdapat lubang-lubang pada waring, selain itu ukuran larva yang ada juga masih kecil-kecil. Jadi memungkinkan bagi larva untuk keluar dari waring dan menyebar keseluruh kolam dengan sendirinya.

Menurut khariumen (2002) pendederan dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi pada tebar dan mencegah terjadinya kanibalisme.


BAB V

PENUTUP

 

1.      Kesimpulan

Dari hasil praktek kerja lapangan (pkl) yang dilakukan di Balai Benih Ikan (BBI) Bagak Sahwa Singkawang maka dapat kesimpulan bahwa :

a.       Persiapan kolam dilakukan agar kolam dapat digunakan sebelum proses pemijahan dan preses pendederan dilakukan

b.      Pemeliharaan intuk bertujuan tunuk mendapatkan induk yang baik dari induk yang baik akan menghasilkan benih yang baik pula

c.       Seleksi induk dilakukan degnan tujuan agar mendapatkan induk yang benar siap dipijah dan matang gonad.

d.      Pemijahan di lakukan diwaring yang telah berisi eceng gondok didalam kolam pendederan. Eceng gondok berfungsi untuk tempat melekatnya telur pada saat ikan bertelur

e.       Dari hasil fedukitas yang di dapat yaitu 124.000 butir telur. Dari jumlah telur yang ada. Diperolehi fertilitasi sebesar 90.94 % dan dari jumlah telur yang telah terbuahi diperoleh derajat penetasan sebesar 93,36%

f.       Pada saat perawatan larva, tidak banyak hal yang dapat dilakukan karena kolam yang terlaluluas. Tapi di dalam kolam telah terdapat banyak pakan tambahanberupa penet PS-P namun dari semua itu SR yang diperoleh cukup tinggi yaitu 90.90 %

g.      Pada saat pendederan, sabaiknya dilakukan secara  bertahap yaitu pendederan

Pendederan 2 hingga pendederan 3 sebagai tahap awal pembesaran yaitu langsung kependekatan 3 dengan luas 600m2 hal tersebut dilakukan karena keterbatasan wadah yang dimiliki.

 

2.      Saran

Saran yang dapat diberikan selama melaksanakan PKL ini diantaranya adalah sebaiknya sarana dan prasana yang ada lebih dilengkapi agar dapat menunjang kegiatan budidaya.


DAFTAR PUSTAKA

 

Cahyono, 2001 Budi daya ikan air tawar Yogyakarta Kanisius

Djarijah, 2001 Biologi Perikanan, Yogyakarta Yayasan Pustaka Nusantara

Efendi. H, 2003 Telaah Kualitas Air.Yogyakarta Kanisius

Khariuman, 2002 Teknik Pembenihan Ikan Mas Secara Intensif, Jakarta Karya Pustaka

Murtidjo B.A, 2001 Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Yogyakarta Kanisius

Rukmini, 2001 Teknologi Budidaya Biota Air. BanjarBaru Karya Putra Darmawati

Santoso,   2002 Budi daya Ikan di perkarangan Jakarta Penebaran Swadaya


Lampiran 1. Proses Pembenihan Ikan Mas di BBI Bagak Sahwa. Singkawang





Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pembibitan Ikan Mas"

Posting Komentar